PECI miring Bung Karno menjadi salah satu ciri khas ketika Sang Proklamator itu tampail di depan publik. Bung Karno biasa memakai setelan jas dengan tanda kepangkatan simbol militer dan peci hitam.
Adapun alasan Bung Karno selalu menggunakan peci miring dikarenakan ingin menggambarkan keberpihakan kepada rakyat (sosialis) melawan penjajahan. Selain itu, makna psikologis peci adalah simbol perlawanan kepada penjajahan kolonialis dan imperialis pada masa itu.
Lalu ada pula makna sosiologis bahwa Bung Besar seorang pemimpin revolusi yang benar-benar merakyat serta tulus untuk perjuangan rakyat Indonesia, simbol untuk mempersatukan rakyat melawan penjajah, serta menggambarkan tidak ada kesenjangan antara pemimpin revolusi dan rakyatnya.
Uniknya, Bung Karno sering terlihat di berbagai pertemuan ataupun di foto resmi selalu memakai peci sedikit miring ke kiri. Bung Karno yang menyukai tentang filosofi, menggambarkan simbol keberpihakan kepada rakyat (sosialis) melawan penjajahan.
Selain peci, jas putih keabuan dan tongkat komando yang dikenakan oleh Bung Karno saat itu juga memiliki makna psikologis, yakni menunjukkan rasa percaya diri, optimistis, kebanggan, dan kehormatan Bung Karno sebagai bagian dari bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Peci hitam yang selalu dipakai Bung Karno memiliki filosofi tersendiri. Yang menjadi alasan pemilihan peci sebagai ‘teman outfit’ Bung Karno tak lain karena peci merupakan simbol dari rakyat kecil pada saat itu. Peci adalah tutup kepala yang sering dipakai oleh rakyat pribumi, bukan oleh raja, petinggi ataupun bangsawan pada saat itu.
Hal-hal itu merupakan kelebihan Bung Karno dalam membangun jiwa kharismatiknya mulai dari seni berpakaian, hal ini penting dalam membangun karakter tokoh yang memiliki jiwa nasionalisme, santun dan berkharismatik.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto