get app
inews
Aa Read Next : Senyum Bibit Waluyo di Halal Bihalal, Mantan Gubernur Jateng yang Sempat Dikalahkan Ganjar Pranowo

Mantan Jawara Terminal Kampung Melayu Kini Jadi GM Hotel Dafam Semarang

Rabu, 03 Mei 2023 | 16:00 WIB
header img
Mantan Jawara Terminal Kampung Melayu Kini Jadi GM Hotel Dafam Semarang (Ist)

SEMARANG, iNewsJoglosemar.id – Perawakannya tinggi besar dengan suara berat. Kesan sangar semakin jelas dengan garis wajah yang terlihat keras dengan warna kebiruan di area kumis dan jenggot setelah dicukur habis.

Namun, kesan menakutkan langsung sirna ketika pria kelahiran Jakarta pada 1979 ini membuka pembicaraan. Rangkaian kata-kata yang diucapkan cenderung kocak dengan balutan senyum yang selalu menghias wajahnya.

Namanya Muhammad Roy Amazon, yang menjabat sebagai General Manager Hotel Dafam Semarang Jawa Tengah, sejak Desember 2022. Meski sebagai pendatang baru di Kota Semarang, namun dia optimistis bisa membawa hotel yang dipimpinnya bisa kompetitif dan berdaya jual tinggi.

Bukan tanpa sebab, Roy memiliki segudang pengalaman untuk membawa hotelnya kian dikenal masyarakat. Bukan hanya di bidang perhotelan, namun mentalnya juga sudah teruji ketika berhadapan dengan preman-preman di Terminal Kampung Melayu Jakarta.

Perjalanan hidupnya dimulai ketika Roy memiliki cita-cita sebagai Sutradara Film. Namun, impianya itu pupus karena kurang biaya untuk kuliah di jurusan perfilman. Roy lantas memutuskan untuk menerima kenyataan dan siap bergelut dengan kerasnya Ibu Kota Jakarta. 

Pada periode tahun 1996-2000, dia bekerja sebagai calo angkutan umum dan penjaga wartel di Terminal Kampung Melayu Jakarta Timur. Pekerjaan itu dilakukan di sela-sela waktu sekolah semasa SMA dan kuliah agar bisa bertahan hidup di kerasnya kehidupan Jakarta.

“Alhamdulilah sehari saya bisa dapat sekitar Rp30 ribu sampai Rp45 ribu dan uangnya saya untuk makan sehari-hari dan biaya bergaul di Jakarta. Serunya adalah saya harus terus waspada dan siap untuk bertarung dengan lawan dari kampung sebelah untuk memperebutkan wilayah kekuasaan di Terminal Kampung Melayu,” ucap Roy, Rabu (3/5/2023).

Selama periode tersebut Roy tidak jarang keluar masuk Polres Jakarta Timur karena sering terlibat perkelahian antarkampung.

“Karena sering melihat preman-preman tua di Terminal Kampung Melayu hanya lalu lalang meminta minta rokok, kopi bahkan makanan ke sopir angkot. Tidak dihargai lagi serta menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Maka saya memutuskan untuk keluar dari kehidupan di Terminal Kampung Melayu. Saya tidak ingin di saat saya tua masyarakat sekitar bahkan keluarga  menganggap saya sebagai beban dan benalu buat mereka,” ujar Roy.

Oleh karena itu Roy langsung banting stir dan segera mencari pekerjaan normal juga halal demi masa depannya. Karier perhotelan Roy dimulai sebagai tukang cuci piring pada 2000 di salah satu restoran cepat saji di Plaza Indonesia Jakarta. Dia juga sempat merasakan manisnya bekerja di dunia hiburan malam di kota Jakarta.

Selama periode 2000-2005, Roy mencoba peruntungan dengan melamar kerja di hotel-hotel di Jakarta. Namun, karena tidak ada pengalaman bekerja di hotel dan bukan lulusan sekolah perhotelan akhirnya Roy selalu ditolak. Hingga pada 2005 dia mendapat kesempatan untuk pertama kalinya bekerja di luar negeri, bekerja di salah satu hotel bintang 5 di kota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Dari situlah kariernya terus berkembang dan menekuni pekerjaan perhotelan selama lebih dari 20 tahun baik di Indonesia maupun mancanegara. Banyak pengalaman yang bisa diambil selama bekerja di negara Timur Tengah, mulai dari disiplin, komitmen, fokus, serta detail dengan pekerjaan.

“Peningkatan kualitas kerja, pembentukan mental, dan pastinya bisa bekerja dengan staf dari berbagai negara di dunia sangat menyenangkan,” ucap Roy.

“Pendekatan kepemimpinan yang saya pakai adalah gaya humanistik. Pendekatan humanistik terhadap karyawan dan bawahan (pendekatan langsung kepada karyawan) adalah suatu cara yang paling ampuh dalam memimpin. Seperti memberikan motivasi dan melakukan kontrol terhadap kinerja mereka. Selain itu juga memberikan contoh bagaimana cara menerapkan etika yang baik dalam menyelesaikan pekerjaan mereka sehari-hari, sehingga dengan sendirinya kualitas pelayanan terhadap tamu akan semakin memuaskan tanpa harus diberikan perintah oleh atasannya,” beber dia.

Kesuksesan Roy juga berkat dukungan istri, Syarifah Samsir, dan tiga orang puterinya, Kayla, Kyara dan Kirana Amazon. Dia memiliki visi dan misi untuk selalu fokus pada kepuasan tamu (customer satisfaction), menyenangkan karyawan (employee satisfaction), dan pencapaian target sesuai yang diinginkan manajemen dan pemilik (owners).

“I sell the box, karena menjadi seorang out of the box saja tidak cukup untuk bisa memaksimalkan potensi mendapatkan revenue dan keuntungan di dunia perhotelan,” pungkas Roy.

 

Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto

Follow Berita iNews Joglosemar di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut