SEMARANG, iNewsJoglosemar.id – Konferensi Keberlanjutan yang diselenggarakan secara daring oleh Institute of Certified Sustainability Practitioners (ICSP), National Center for Corporate Reporting (NCCR), dan Universitas Diponegoro (Undip), pada Kamis, 19 Oktober 2023, mendukung penguatan kinerja keberlanjutan dan ketahanan bisnis bagi para pemangku kepentingan, baik di Indonesia maupun di tingkat global.
Konferensi tersebut adalah The 8th Sustainability Practitioner Conference (SPC), atau International Conference on Sustainability and Governance (ICSG), yang mengusung tema Sustainable Performance and Business Resilience: Navigating the Path to Success.
“Kami sangat berharap para akademisi, pakar industri, praktisi keberlanjutan, dan profesional dapat mendiskusikan hubungan dinamis antara keberlanjutan, kinerja, dan ketahanan bisnis di konferensi ini. Saya mendorong bapak ibu sekalian, memanfaatkan konferensi ini sebagai ruang diskusi terbuka untuk melahirkan bermacam gagasan baru dalam isu keberlanjutan dan penguatan bisnis, baik di Indonesia maupun kancah global,” ujar Ketua Dewan Pengurus ICSP, Prof. Dr. Sylvia Veronica N. P. Siregar, SE, Ak, CA, CSRS, CSRA, CSP (19/10/23).
Konferensi Keberlanjutan ini akan mempublikasikan prosiding yang merangkum 35 gagasan baru mengenai isu keberlanjutan.
Tiga Paper terbaik diperoleh oleh:
1. Amirah Arifah Khasanah dan Sugiyarti Fatma Laelab, untuk Paper berjudul Effect of Green Accounting Practice on Maqashid Sharia Performance in Islamic Banks.
2. Nur Etika Rokhmah dan Agung Juliarto, untuk Paper berjudul The Influence of International Operations, Environmental Certification, and Corporate Governance on Environmental Disclosures in Nonfinancial Companies Sustainability Reports.
3. Reza Ardiana dan Aflit Nuryulia Praswati, untuk Paper berjudul Green Buying Intention on TPB’s And the Decision’s Making Process.
Ketua Dewan Pengurus dan Direktur Eksekutif NCCR, Dr. Ali Darwin, Ak., MSc, CSRS, CSRA, CSP mengatakan bahwa aspek keberlanjutan dan tata kelola perlu diperhatikan untuk melahirkan bisnis yang tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan ketidakpastian di tingkat global. Ia menyarankan pemangku kepentingan terkait menggabungkan empat langkah penting, yaitu mendefinisikan visi dan strategi yang jelas, melahirkan inovasi, melibatkan para pemangku kepentingan, serta mengukur dan melaporkan kemajuan.
“Bisnis yang berkelanjutan adalah bisnis yang dapat memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Bisnis yang tangguh adalah bisnis yang mampu bertahan dan bangkit kembali dari guncangan dan gangguan,” jelas Ali.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Undip Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si. juga mengutarakan pendapat serupa. Ia menekankan bahwa tata kelola merupakan tulang punggung organisasi masyarakat yang memainkan peran penting dalam membentuk arah masa depan.
“Di era interkonektivitas dan saling ketergantungan ini, tata kelola yang efektif tidak dapat dipisahkan dari praktik-praktik berkelanjutan, dan bersama-sama membentuk fondasi, di mana kita dapat membangun masa depan yang tangguh dan masa depan yang tangguh dan adil,” ucap Suharnomo.
Untuk masa depan tangguh dan dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (TPB/ SDGs), diperlukan partisipasi dan keterlibatan dari beberapa pemangku kepentingan. Dari sisi Pemerintahan dan Parlemen diperlukan adanya penetapan indikator dalam setiap target, pengembangan kebijakan, regulasi dan penyelarasan program, penyiapan data dan informasi, diseminasi, komunikasi dan advokasi, pemantauan dan evaluasi, serta pendanaan.
Kemudian dari filantropis dan bisnis diperlukan adanya advokasi pelaku usaha, pemfasilitasi program kepada pelaku usaha, peningkatan kapasitas serta dukungan pendanaan. Selanjutnya, dukungan dari perguruan tinggi seperti Undip dalam program SDGs antara lain berupa peningkatan kapasitas melalui kegiatan lokakarya instrumentasi dan kegiatan standarisasi pengukuran implementasi SDGs di Jawa Tengah, sebagai pemantau dan evaluasi serta riset dalam pengembangan kebijakan.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno, SE., MM., menyampaikan bahwa keterlibatan Organisasi Masyarakat (Ormas) dan Media juga dibutuhkan dalam tahapan diseminasi dan advokasi pada masyarakat, untuk memfasilitasi program di lapangan, membangun pemahaman publik tentang TPB/ SDGs serta sebagai pemantauan pelaksanaan program.
Pada konferensi keberlanjutan turut bergabung Prof. Haruni Krisnawati selaku Staf Ahli Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia sebagai Keynote Speaker. Selain itu terdapat 4 (empat) Narasumber lainnya yang memberikan materi secara panel yakni Puji Harto, S.E., Akt., M.Si., Ph.D. selaku Dosen FEB Undip; Prof. Khaleed Hussaeiny selaku Profesor di bidang Akuntansi, dari Universitas Portsmouth; serta Prof. Faisal, Ph.D selaku Profesor di bidang Akuntansi Keberlanjutan Undip.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto