Pasar Meluas
Resep buatannya itu ternyata memiliki cita rasa yang unik dan menggugah selera. Pelanggan bukan lagi teman-temannya sesama pengantar anak di sekolah, tetapi meluas hingga beragam kalangan. Hobi sederhana telah berkembang menjadi sebuah profesi yang menguntungkan.
“Kalau antar cucu di TK itu kita kan ketemuan dengan sesama orang tua, sambil menunggu anak sekolah semua pada jualan. Di situ saya mulai berpikir sebaiknya jualan apa, dan akhirnya pilih jualan kue kering. Itu hobi saya sejak tahun 2000-an sudah sering bikin,” terangnya.
“Dulu, ibu saya itu juga hobi bikin kue kering, saya ngeneki (membantu) kemudian lama-lama saya suruh bikin sehingga bisa membuat sendiri. Sampai akhirnya percaya diri untuk membuat dan menawarkan ke orang kain,” lanjutnya.
Ibu dua anak dan nenek tiga cucu itu menyebut, semula kue kering buatannya hanya dijual pada momen Hari Raya Natal dan Lebaran Idul Fitri. Dia lantas berpikir, untuk lebih mengembangkan usaha dengan menjual kue di luar waktu tersebut.
“Kue kering itu sebelumnya dikemas dalam toples. Kemudian dengan adanya pemikiran itu, saya masukkan ke sini pouch. Dengan kemasan berbeda, ternyata makanan ini bisa dipasarkan tanpa harus menunggu Hari Raya,” tandasnya.
Nenek Rosa tidak hanya berhenti pada Ampyang Cokelat, tetapi juga menciptakan berbagai varian kue kering lainnya seperti Raisin Oatmeal dan Onde-Onde. Kreativitasnya dalam menciptakan kue-kue kering yang lezat dan berbeda membuatnya semakin dikenal di kalangan masyarakat Semarang.
“Saya menciptakan varian baru kue-kue kering yang dapat dinikmati sehari-hari, seperti Raisin Oatmeal dan Ampyang Cokelat. Keduanya menjadi produk unggulan karena tidak memiliki kompetitor sejenis,” imbuhnya.
Editor : Enih Nurhaeni