Jessica juga menyoroti bahwa masyarakat cenderung memilih untuk memiliki usaha sampingan meskipun bekerja penuh waktu. Hal ini terbukti dengan banyaknya orang yang mulai berbisnis setelah mengalami pemutusan hubungan kerja (lay off). Oleh karena itu, pemahaman yang baik terhadap kondisi pasar sangat penting.
“Perusahaan membutuhkan biaya untuk promosi karena sekarang jumlah UMKM di Kota Semarang saja sudah mencapai ribuan. Orang lebih suka membangun usaha meski bekerja, tapi dia punya sidejob (UMKM). Misal dia kena pecat, maka lebih amannya bikin usaha dulu,” terangnya.
Koordinator Rumah BUMN Semarang, Endang Sulistiawati, menegaskan bahwa pelatihan manajemen pemasaran sangat penting untuk mendukung perkembangan UMKM. Apalagi, UMKM dikenal sebagai tulang punggung perekonomian dan memiliki potensi besar untuk berkembang.
"Melalui pelatihan ini, kami berharap para pelaku UMKM dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk meningkatkan efektivitas pemasaran produk atau jasa mereka," ujar Tia.
"Dengan memahami strategi pemasaran yang tepat, UMKM dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan meningkatkan daya saing mereka," imbuhnya.
Rumah BUMN Semarang terus mendukung UMKM melalui berbagai program dan kegiatan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing. Diharapkan, UMKM tak hanya memberikan kontribusi bagi perekonomian tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat.
“Saya sangat bersyukur bisa mengikuti pelatihan Sales Management ini. Sebab saya bergerak di bidang jasa merias atau makeup artist (MUA). Jadi manajemen pemasaran sangat diperlukan, karena produk saya bukan berupa barang melainkan jasa,” kata Hemi Dewi, MUA asal Banyumanik Semarang.
Editor : Enih Nurhaeni