Keterampilan melakukan manuver ini membutuhkan penguasaan Teknik Pengoperasian Motor, Kontrol, Keseimbangan, Latihan dan Pengalaman. Untuk menguasai hal-hal tersebut dan mensinergikan dalam waktu yang sama membutuhkan waktu latihan ratusan bahkan ribuan jam untuk latihan. Kegiatan Latihan ini sangat memerlukan akses atau tempat latihan yang aman.
“Tren wheelie dan standing pilihan mengekspresikan diri melalui berkendara, namun jauh lebih penting untuk selalu memprioritaskan keselamatan diri sendiri dan orang lain saat di jalan,” kata Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jawa Tengah, Oke Desiyanto.
“Pastikan untuk mempelajari teknik yang benar, berlatih di tempat yang aman, dan selalu menggunakan perlengkapan keselamatan,” lanjutnya.
Namun, popularitas standing motor tidak selalu berkaitan dengan balapan. Di luar arena balap, banyak pengendara menggunakan manuver ini sebagai bentuk ekspresi diri dan identitas budaya. Di Amerika Serikat, pada era 1980-an dan 1990-an, geng-geng motor sering mengadopsi standing motor sebagai simbol dari keberanian dan ketangguhan, memperkuat identitas mereka di jalanan.
Bahaya utama yang terkait dengan standing motor adalah kehilangan keseimbangan dan kontrol. Ketika pengendara kehilangan kontrol, mereka berisiko terjatuh dari sepeda motor dan mengalami cedera serius, termasuk patah tulang, cedera kepala, bahkan kematian jika tidak menggunakan perlengkapan keselamatan yang memadai.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto