MAGELANG, iNewsJoglosemar.id – Menyusul peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang kini berada pada Level III (Siaga), berbagai rekomendasi dan peringatan telah dikeluarkan oleh pihak berwenang untuk menjaga keselamatan warga di sekitar area tersebut. Aktivitas yang teramati mencakup 9 kali guguran lava yang mengarah ke Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1500 meter.
Pihak pengamat juga melaporkan adanya 1 kali gempa awan panas guguran dengan amplitudo 40 mm dan durasi 125,36 detik. Aktivitas gempa guguran tercatat sebanyak 72 kali dengan amplitudo 2-30 mm dan durasi 17,68-175,28 detik. Terdapat pula 9 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 3-15 mm, S-P 0,3-0,6 detik, dan durasi 5,76-8,28 detik. Satu gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 41 mm dan durasi 9,6 detik juga terdeteksi, menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan.
Masyarakat di sekitar Gunung Merapi diingatkan untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Potensi bahaya saat ini meliputi guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya yang mencakup Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara, potensi bahaya mencakup Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol sejauh 5 km. Selain itu, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Selain menghindari daerah potensi bahaya, masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. Gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi juga perlu diantisipasi.
Data pemantauan menunjukkan bahwa suplai magma masih berlangsung, yang berarti aktivitas vulkanik dapat terus berlanjut dan memicu terjadinya awan panas guguran. Oleh karena itu, masyarakat di sekitar Gunung Merapi diminta untuk selalu siaga dan mengikuti perkembangan informasi dari pihak berwenang. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat serta pemerintah daerah sangat diperlukan dalam menghadapi aktivitas vulkanik ini, untuk menghindari dampak yang lebih besar dan memastikan keselamatan bersama.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto