get app
inews
Aa Text
Read Next : Tujuan Pembalap Melakukan Standing Motor: Ekspresi Keterampilan atau Bahaya?

Bahaya Knalpot Brong: Dari Ilusi Kecepatan hingga Bahayakan Keselamatan

Rabu, 15 Januari 2025 | 17:11 WIB
header img
Bahaya Knalpot Brong: Dari Ilusi Kecepatan hingga Bahayakan Keselamatan (Ilustrasi/Ist)

SEMARANG, iNEWSJOGLOSEMAR.ID - Meski penggunaan knalpot racing atau knalpot brong di jalan raya telah berkurang, tren lain yang tak kalah mengkhawatirkan muncul, yaitu praktik membobok knalpot standar agar menghasilkan suara lebih keras. Fenomena ini mengundang perhatian berbagai pihak, terutama karena dampaknya terhadap karakter berkendara.

Menurut Oke Desiyanto, Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jawa Tengah, penggunaan knalpot bersuara keras memengaruhi gaya berkendara melalui berbagai faktor psikologis dan sosial:

  1. Ilusi Kecepatan
    Suara knalpot yang keras sering menciptakan sensasi subjektif bahwa kendaraan melaju lebih cepat, meskipun sebenarnya tidak demikian. Hal ini membuat pengendara merasa percaya diri secara berlebihan dan cenderung memacu kendaraan lebih kencang.
  2. Dorongan untuk Diperhatikan
    Suara keras knalpot menarik perhatian orang sekitar. Bagi sebagian pengendara, hal ini memberikan rasa puas dan memicu mereka untuk tampil lebih menonjol, termasuk dengan perilaku agresif di jalan seperti menyalip sembarangan atau melakukan manuver berisiko.
  3. Identitas dan Gaya Hidup
    Di beberapa komunitas, knalpot bising dianggap sebagai bagian dari identitas atau gaya hidup tertentu. Mereka merasa "keren" atau "gaul" dengan menggunakan knalpot tersebut, sering kali berkendara dalam kelompok dan memamerkan suara knalpot.
  4. Efek Psikologis dan Sosial
    Suara bising knalpot dapat memicu pelepasan adrenalin, meningkatkan emosi, dan mengurangi konsentrasi. Selain itu, efek ini juga dirasakan oleh pengguna jalan lain yang terganggu konsentrasinya, terutama di tengah lalu lintas padat.

Kenapa Masih Digunakan?
Meskipun dampak negatifnya jelas, knalpot bising tetap digunakan karena beberapa alasan:

  • Tekanan Komunitas: Di kelompok tertentu, penggunaan knalpot keras dianggap wajar dan menciptakan tekanan sosial untuk mengikutinya.
  • Alasan Estetika: Beberapa pengendara menggunakannya untuk tujuan modifikasi, meski berkendara tetap sopan dan bertanggung jawab.

Namun secara umum, knalpot bersuara keras dikaitkan dengan perilaku berkendara yang agresif, kurang memperhatikan keselamatan, dan cenderung mengganggu ketertiban.

"Penggunaan knalpot keras memberikan lebih banyak dampak negatif, baik bagi pengendara maupun orang di sekitar. Kesadaran untuk memprioritaskan keselamatan dan kenyamanan bersama menjadi hal yang sangat penting," tutup Oke Desiyanto.

 

Editor : Enih Nurhaeni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut