Tradisi Pengambilan Air Suci dalam Balutan Adat Gagrak Semarang di Sendang Kali Rembes

Pj Kepala Desa Rembes, Sony Aribowo, menjelaskan bahwa Sendang Kali Rembes memiliki sejarah panjang dan diyakini sebagai cikal bakal terbentuknya Desa Rembes. “Menurut cerita, dahulu ada pengembara bernama Mbah Buyut yang singgah di antara dua pohon besar, yaitu pohon randu dan pohon bakung. Di sekitar pohon tersebut terdapat mata air yang dalam bahasa Jawa disebut ‘rembesan air’,” jelas Sony.
Air dari sumber ini tidak pernah kering, bahkan saat musim kemarau panjang. Sony mengungkapkan bahwa masyarakat sekitar memanfaatkan air ini untuk kebutuhan sehari-hari seperti minum, mandi, dan mencuci.
“Airnya sangat jernih dan segar. Banyak orang datang ke sini untuk langsung meminumnya, bahkan dipercaya dapat membuat awet muda,” katanya.
Tidak hanya memberikan manfaat fisik, sumber air ini juga memiliki nilai spiritual yang kuat. Banyak masyarakat yang percaya bahwa air dari Sendang Kali Rembes membawa berkah dan kesejahteraan. Oleh karena itu, prosesi pengambilan air suci ini dilakukan dengan penuh khidmat dan kesakralan.
Tradisi pengambilan air suci dari Sendang Kali Rembes tidak hanya melestarikan warisan leluhur, tetapi juga menjadi sarana mempererat kebersamaan masyarakat. Nilai-nilai gotong royong dan rasa syukur terus ditanamkan melalui prosesi ini, sehingga kebudayaan lokal tetap terjaga di tengah arus modernisasi.
Editor : Enih Nurhaeni