get app
inews
Aa Text
Read Next : Komplotan Wartawan Gadungan Incar Publik Figur di Hotel, Satu Pelaku Perempuan

Rajutan Bu As, Benang Harapan bagi Pemberdayaan Perempuan

Selasa, 15 April 2025 | 07:24 WIB
header img
Nurul Komariyah, salah satu perempuan lansia, giat membuat tas rajut di bawah bimbingan Sri Astuti atau Bu As. Rajutan Bu As, Benang Harapan bagi Pemberdayaan Perempuan (Taufik Budi)

SEMARANG, iNEWSJOGLOSEMAR.ID – Setiap helai benang yang dirajut tertanam kisah tentang ketekunan, kecintaan terhadap tradisi, dan semangat perempuan yang tak pernah redup. Dari rumahnya di Jalan Jangli Tlawah, Candisari, Semarang, rajutan Sri Astuti (63) telah menjelajah ke berbagai penjuru negeri bahkan mancanegara.

Ketekunan merajut itu bukan hanya untuk dirinya. Bu As—begitu ia akrab disapa— punya misi yang lebih besar: pemberdayaan. Ia melihat banyak ibu rumah tangga di sekitarnya yang punya waktu luang namun belum produktif secara ekonomi. Di sinilah benang harapan mulai ia tenun bersama mereka.

"Saya awalnya ngajari sekitar sepuluh ibu-ibu di sekitar rumah. Tapi ya namanya proses, enggak semua bertahan. Sekarang tinggal empat orang yang masih tekun dan ikut bantu produksi. Dua lagi laki-laki, bagian finishing dan jahit," jelasnya ketika ditemui di kediamannya, Kamis (13/2/2025).

Ia mengatakan, ketertarikannya untuk melibatkan perempuan sekitar berangkat dari keprihatinan. Banyak ibu-ibu yang tidak memiliki penghasilan sendiri, padahal kebutuhan rumah tangga semakin tinggi. Menurutnya, keterampilan merajut bisa menjadi alternatif yang layak untuk menambah pemasukan keluarga.

"Saya pikir, kalau saya bisa hidup dari rajutan, kenapa ibu-ibu lain enggak? Padahal kalau tekun, ini hasilnya lumayan. Bisa dikerjakan di rumah, sambil ngurus anak juga bisa," tambahnya.

Bu As juga dikenal sebagai instruktur yang kerap diundang dinas-dinas pemerintahan untuk memberikan pelatihan. Tidak hanya di Semarang, tetapi hingga Kudus, Kendal, bahkan ke tingkat kementerian.

"Dulu saya juga pernah diundang ke luar kota, ngajar di pelatihan-pelatihan dari dinas. Jadi ya sambil promosi Asbag juga, sekalian membagikan ilmu," ujarnya sambil tersenyum.

Teknik merajut yang diajarkan Bu As bukan teknik biasa. Ia menggunakan dasar jaring atau net sebagai media, sebuah teknik yang dia pelajari dari wali murid sekolah anaknya yang pernah belajar di Jepang.

"Rajutan pakai jaring itu rapi, stabil, ringan, dan enggak gampang berubah bentuk. Dan yang penting, hasilnya punya daya jual tinggi," jelasnya.

Editor : Enih Nurhaeni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut