Pengusaha Pemula Wajib Paham BO, Ini Risiko Fatal Jika Abaikan Transparansi
Ia menjelaskan banyak sektor baru seperti fintech, kripto, hingga game online menjadi tempat bermain para pelaku kejahatan finansial. Karena itu, pengusaha muda harus benar-benar memahami peran BO sebagai filter penting dalam dunia usaha modern.
“Kalian adalah calon pemimpin 30–40 tahun ke depan. Kalau dari sekarang tidak memahami pentingnya BO, maka risiko kerusakan sistem keuangan bisa sangat besar,” ujar Ivan.
Penegasan terakhir datang dari Menteri Hukum Supratman Andi Agtas, yang menyampaikan bahwa transparansi BO bukan hanya kebijakan Indonesia, tetapi merupakan tuntutan internasional.
“Ini bukan soal kepentingan kita sendiri, tapi standar global. Indonesia ingin bergabung dengan OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development), dan itu mensyaratkan transparansi kepemilikan perusahaan,” jelasnya.
Menurut Supratman, banyak negara di dunia menempatkan BO sebagai pilar akuntabilitas. Tanpa kejelasan siapa pengendali sebenarnya, perusahaan rentan menjadi alat manipulasi, penipuan, atau penghindaran kewajiban.
Ia kembali menekankan yang disampaikan Sherly, yakni modal terbesar seorang pengusaha bukanlah uang, melainkan trust.
“Kejujuran itu modal pertama. Kalau kalian jujur, lembaga pembiayaan akan datang sendiri. Yang penting bisnis dimulai dengan benar dan sesuai aturan,” ujarnya.
Rektor Universitas Diponegoro, Prof. Suharnomo, menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Hukum karena memilih Undip sebagai kampus pertama untuk pelaksanaan podcast Kemenkum di luar studio.
“Pak Menteri menjadikan Undip pilihan pertama untuk podcast di luar studio. Kami mendapat banyak insight, dan mahasiswa sangat antusias mempelajari BO dan isu lainnya,” katanya.
Generasi pengusaha muda tidak hanya harus kreatif dan inovatif, tetapi juga wajib paham struktur BO sejak hari pertama. Sebab, di era keterbukaan total, akuntabilitas bukan sekadar syarat administratif—melainkan fondasi yang menentukan apakah sebuah bisnis akan tumbuh besar atau hancur sebelum melangkah.
Editor : Enih Nurhaeni