Kisah Inspiratif Athalia Aqila, Siswi MTsN 02 Brebes Raih Emas Akademik Nasional
BREBES, iNewsJoglosemar.id – Nama Athalia Aqila Zahirah, siswi kelas IX MTsN 02 Brebes, kembali mengharumkan daerahnya setelah meraih medali emas kompetisi Bahasa Indonesia dan Fisika tingkat nasional yang digelar Prisma Cendekia pada 23 November 2025. Prestasi ini melengkapi deretan capaian akademik Qila, sapaan akrabnya, yang dikenal memiliki ketertarikan besar pada ilmu pengetahuan sejak kecil.
Qila mengungkapkan bahwa minatnya terutama pada fisika tumbuh dari rasa penasaran terhadap fenomena sehari-hari. “Rasanya seru banget bisa menerapkan teori di buku ke dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian, saya mencoba ikut Olimpiade Sains Nasional bidang fisika,” ujarnya saat ditemui wartawan, Senin (1/12/2025).
Perjalanannya menuju podium juara tidak singkat. Siswi kelahiran 19 Desember 2010 itu mengatakan membutuhkan waktu sekitar satu tahun untuk mempersiapkan diri secara intensif. “Kurang lebih satu tahun, mulai dari latihan di sekolah, ikut les olimpiade, sampai latihan mandiri setiap hari setengah sampai satu jam. Kalau mau ada seleksi tingkat tinggi, persiapannya makin intens, bisa dua sampai tiga jam sehari,” jelasnya.
Namun, kerja keras itu bukan tanpa tantangan. Qila mengaku kerap menemui soal-soal abstrak yang sulit dipahami, serta tekanan mental yang muncul saat melihat teman lain lebih cepat mengerti materi. “Apalagi kalau melihat teman-teman lain yang lebih cepat paham. Tapi aku tetap berusaha semangat,” ungkapnya.
Untuk menjaga keseimbangan antara sekolah dan latihan, Qila membuat strategi manajemen waktu yang disiplin. “Aku bikin jadwal harian. Pagi sekolah, sore latihan olimpiade, malam mengerjakan tugas sekolah. Sisanya waktu luang buat main game atau ngobrol sama teman. Penting banget ada waktu istirahat biar otak nggak kelelahan,” paparnya.
Ia menyebut momen paling berkesan adalah saat pengumuman pemenang diumumkan. Semua rasa lelah seketika terbayar. “Selain itu, momen bertemu teman-teman dari seluruh Indonesia dan saling berbagi pengetahuan itu menyenangkan sekali,” ucapnya.
Qila memberikan pesan untuk para pelajar lain agar tidak ragu mengikuti kompetisi. “Jangan takut nyoba! Walaupun awalnya susah, tetap latihan dan jangan menyerah. Olimpiade bukan cuma tentang juara, tapi juga tentang mengasah kemampuan dan bertemu orang-orang hebat,” pesannya.
Selain kerja keras Qila, dukungan keluarga juga menjadi fondasi penting keberhasilannya. Ibunda Qila, Dyah Ayu Puspitaningtyas, menuturkan bahwa putrinya sudah menunjukkan kecintaan terhadap dunia akademik sejak sekolah dasar.
“Aku lihat dia senang banget ngitung dan nyelesaikan soal, sampai bikin soal sendiri buat dimainkan sama temennya,” cerita Tyas, sapaan akrabnya.
Tyas mengaku bangga melihat keberanian putrinya yang mampu melaju hingga tingkat nasional. “Tapi aku tetap dukung karena itu impian dia,” ujarnya.
Dalam keseharian, ia selalu berusaha mendampingi Qila sebisa mungkin. Mulai dari menyiapkan sarapan sehat setiap pagi, menemani belajar ketika ada soal sulit, hingga membantu mencari buku atau video pembelajaran. “Dan yang paling penting, aku selalu ngasih semangat kalau dia merasa lelah atau bingung,” tambahnya.
Meski demikian, Tyas tidak menutup mata bahwa manajemen waktu sering menjadi tantangan tersendiri. Di tengah pekerjaan dan urusan rumah tangga, ia tetap berusaha menjaga keseimbangan agar Qila tidak hanya fokus pada kompetisi. “Kadang susah ngatur agar dia nggak terlalu fokus ke olimpiade saja. Harus ada waktu buat main, istirahat, dan jalan-jalan bareng keluarga biar dia nggak stres,” terangnya.
Salah satu momen paling emosional baginya adalah ketika Qila meraih juara dalam salah satu kompetisi sebelumnya. “Waktu dia ke arahku, dia peluk aku dan bilang, ‘Terima kasih, Bun, sudah selalu nemenin.’ Itu momen yang bikin semua lelah hilang,” kenangnya.
Kepada para orang tua lainnya, Tyas berpesan agar memberikan dukungan penuh tanpa tekanan berlebihan. “Jangan cuma tekan anak untuk menang. Beri dia waktu istirahat, jaga kesehatannya, dan selalu bilang kalau kamu bangga padanya apa pun hasilnya. Yang paling penting adalah usaha dan pengalaman yang mereka dapat,” pungkasnya.
Editor : Enih Nurhaeni