Posyandu Masa Kini Tak Lagi Sekadar Tempat Timbang Bayi, Semarang Mulai Transformasi 6 SPM
SEMARANG, iNewsJoglosemar.id - Transformasi besar layanan Posyandu dan Pos PAUD resmi dimulai di Kota Semarang. Tidak lagi sekadar tempat menimbang balita atau mengecek kesehatan lansia, Posyandu kini diarahkan menjadi simpul layanan publik lintas sektor.
Langkah ini ditandai dengan pelantikan 55 pengurus Forum Posyandu dan 39 pengurus Forum Pos PAUD masa bakti 2025–2030 oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang, Lies Iswar Aminuddin, pada Rabu (4/12/2025) di Gedung PKK Kota Semarang.
Lies menegaskan bahwa wajah Posyandu harus berubah mengikuti kebutuhan masyarakat saat ini. Melalui implementasi Posyandu 6 SPM,(Standar Pelayanan Minimal), yaitu layanan kesehatan diperluas ke sektor kesehatan, pendidikan, pekerjaan umum, perumahan rakyat, sosial, serta ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat.
"Selama ini orang mengenal Posyandu sebagai tempat timbang balita. Sekarang tidak lagi. Penyelesaian masalah kesehatan tidak bisa berdiri sendiri. Harus disinergikan dengan pendidikan, sosial, hingga perumahan," tegasnya.
Ia mencontohkan bahwa sebagian persoalan kesehatan justru lahir dari kondisi di luar sektor kesehatan.
"Ada anak stunting karena rumahnya tidak layak. Itu tidak bisa diselesaikan sektor kesehatan saja. Kita perlu menggandeng perumahan, sosial, pendidikan. Inilah esensi Posyandu 6 SPM," jelasnya.
Lies juga menyoroti perlunya percepatan pemahaman peran Forum Posyandu dan Forum Pos PAUD di tingkat kelurahan, terutama terkait transformasi layanan dan penguatan literasi pengasuhan di era digital.
“PAUD juga perlu transformasi. Era digital menuntut pendekatan baru dalam pembinaan anak dan edukasi orang tua,” tambahnya.
Ketua Forum Posyandu Kota Semarang terpilih, Daniel Diyanto, menegaskan komitmen percepatan transformasi layanan keluarga berbasis Posyandu. Saat ini, dari total 1.643 Posyandu di Kota Semarang, baru tiga yang berstatus Posyandu 6 SPM.
Karena itu, Forum menargetkan hadirnya 177 Posyandu 6 SPM sebagai percontohan di seluruh kelurahan mulai Januari 2025. Daniel menyebutkan bahwa percepatan tersebut akan dilakukan melalui beberapa program strategis seperti pelatihan kader, penyusunan juknis layanan Posyandu 6 SPM, koordinasi lintas sektor, digitalisasi data Posyandu, pelayanan ramah disabilitas, serta kampanye keluarga sehat dan pencegahan stunting.
Tak hanya itu, Forum juga akan membangun kemitraan jangka panjang dengan sektor swasta, akademisi, dan organisasi sosial. “Kami tidak ingin bantuan yang sekali datang lalu hilang. Kemitraan harus punya alur jelas: pelatihan, pendampingan, evaluasi, lalu tindak lanjut,” ujarnya.
Daniel menegaskan bahwa transformasi ini diharapkan mampu menjadikan Posyandu sebagai pusat pemberdayaan keluarga yang inklusif, modern, dan berkelanjutan. Posyandu bukan lagi sekadar “tempat penimbangan”, tetapi menjadi simpul layanan publik yang menghubungkan berbagai kebutuhan masyarakat dengan kolaborasi multisektor.
Editor : Enih Nurhaeni