JERMAN - Cinta Indonesia, persatuan, dan peningkatan pelayanan menjadi semangat yang tampak dalam peringatan HUT ke-77 RI di Frankfurt Jerman. Rangakaian kegiatan berpusat di Wisma Indonesia KJRI Frankfurt diikuti oleh diaspora dan warga Jerman.
Upacara 17 Agustus dengan 500 peserta berjalan dengan khidmat dengan pasukan pengibar bendera adalah para pelajar. Sementara bertindak sebagai komandan upacara Mayor Inf Ilham dari TNI yang sedang studi di Jerman.
Semangat cinta tanah air semakin mengema ketika lagu-lagu perjuangan dikumandangkan seperti ‘Maju Tak Gengar’, ‘Berkibarlah Benderaku’, dan ‘Hari Kemerdekaan’. Seketika, lagu-lagu menggema diikuti seluruh peserta upacara.
Setelah upacara, kegiatan dilanjutkan pertunjukan seni mulai gamelan, lagu-lagu daerah,puisi, fashion show, hingga tembang kenangan dari para diaspora di Jerman. Kegaiatan itu membuat peringatan HUT Ri di Jerman semakin meriah.
Beberapa hari sebelum puncak acara tersebut, berbagai perlombaan rakyat seperti balap bakiak, makan kerupuk, balap karung, tarik tambang, dan catur diselenggarakan. Aneka lomba rakyat ini menjadi nostalgia bagi para diaspora yang telah lama meninggalkan Indonesia.
“Rangkaian peringatan 77 tahun Kemerdekaan RI di Frankurt diselenggarakan untuk membangun semangat bagi para diaspora Indonesia di Jerman, agar bisa bersatu padu dalam mendukung pencapaian Indonesia Maju, meningkatkan promosi seni budaya dan pariwisata, serta investasi ekonomi,” kata Konsul Jenderal Republik Indonesia di Frankfurt, Acep Sumantri.
Rangkaian kegiatan ini juga menjadi semangat peningkatan pelayanan kepada diaspora Indonesia di Jerman dengan berbagai kegiatan sosial, pelayanan kekonsuleran dan pelindungan WNI. KJRI Frankfurt juga melaunching aplikasi ‘sedulur’ yakni aplikasi buatan anak negeri yang ditujukan untuk saling membantu dan mendekatkan antardiaspora Indonesia dalam semangat gotong royong.
“Aplikasi ini berguna bagi ereka yang baru pindah ke Jerman dan memerlukan bantuan untuk kebutuhan awal,” imbuhnya.
Mahasiswa doktoral Goethe University Frankfurt, Nuriyatul Lailiyah, turut sebagai salah satu peserta upacara. Dia juga mengajak kedua anaknya yang berusia 7 dan 8 tahun. Menurutnya, upacara dan peringatan hari kemerdekaan RI merupakan cara menjaga memori sekaligus memupuk nasionalisme keindonesiaan bagi anak-anak mengingat hal tersebut tidak diperoleh di sekolah di Jerman.
“Hormat kepada bendera merah putih, bersama menyanyikan lagu-lagu nasional membuat anak tahu dan ingat akan Indonesia sebagai tumpah darah mereka,” lugasnya.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto
Artikel Terkait