Berawal dari obrolan para pengungsi yang berada di tempat pengungsian terdampak Gempa Cianjur, dirinya mendengarkan curhatan seseorang yang telah lama merantau selama berbulan-bulan.
Namun, saat pulang, rumahnya hancur diterjang gempa. Sehingga, pasangan suami istri tersebut terpaksa tinggal di tenda pengungsian.
"Satu sampai dua hari masih bisa tahan, tapi lama kelamaan muncul ingin bercinta (berhubungan intim)," ujarnya.
Dari obrolan tersebut, kata Ustadz Ferry, dirinya berinisiatif untuk menjadikan salah satu tenda yang dipakai khusus ibu menyusui dipakai tenda khusus para pasangan suami istri.
"Kami bersama warga sepakat memfungsikan tempat yang sebelumnya untuk ibu menyusui, dipakai tenda romantis," katanya.
Fasilitas Tenda romantis, terang dia, hanya seadanya. Jauh dari kesan hotel bintang 3 sekalipun. Tak ada kasur dan ada bantal empuk menghiasi tempat itu.
"Bahkan sempat akan dijadwalkan bergantian, namun, warga malah malu-malu dan merasa takut akan diintip orang lain," tuturnya.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto
Artikel Terkait