JOGJA, iNewsJoglosemar.id - Kisah gadis kembar Sherlina dan Sherlita bisa menjadi inspirasi utamanya bagi anak-anak muda. Mereka memilih jalan yang sama di perguruan tinggi, dan menorehkan sejarah dengan lulus bersamaan dengan predikat cum laude di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 22 Mei 2024.
Mereka adalah Sherlina Oktavian Putri dan Sherlita Oktavian Putri berusia 21 tahun, yang tampil cantik dalam balutan toga kebanggaan. Sherlina mengukir IPK 3,79, sementara Sherlita mencatatkan 3,80.
"Keberuntungan berpihak pada kami dengan dosen pembimbing yang tak kenal lelah membimbing dalam penulisan skripsi, sehingga kami bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu," tutur Sherlina dilansir dari website resmi UGM, Rabu (5/6/2024).
Dua jiwa yang tumbuh bersama ini menyelesaikan studi mereka dalam kurun waktu 3 tahun 7 bulan 9 hari. Sejak tahun 2020, mereka menapaki jalan yang sama di Program Studi Biologi. Sherlina mengungkapkan bahwa kecintaan mereka pada Biologi sudah terpupuk sejak di bangku SMA di Magetan, Jawa Timur.
"Kami sama-sama jatuh cinta pada Biologi, didorong oleh dukungan orang tua untuk masuk Biologi UGM, yang merupakan salah satu prodi terbaik di Indonesia," ungkapnya.
Sejak sekolah dasar hingga menengah, Sherlina dan Sherlita selalu bersekolah di tempat yang sama, meski di kelas yang berbeda. "Kami selalu satu sekolah, namun beda kelas," kenangnya.
Kesamaan fisik mereka seringkali membuat guru dan teman-teman salah mengenali. "Dosen dan teman sering kesulitan membedakan kami ketika datang bersama. Meski kembar, kami tidak begitu identik," jelas Sherlina.
Di Fakultas Biologi UGM, mereka memilih tinggal di tempat kos yang sama, memungkinkan mereka untuk saling menjaga dan memotivasi. Mereka juga berbagi informasi tentang materi kuliah. "Kami tinggal satu kos, dan biasanya saling berbagi informasi terkait mata kuliah karena ada beberapa mata kuliah yang kami beda kelas," kata Sherlina.
Meski perjalanan akademis mereka relatif mulus, ujian skripsi mereka hampir tak berbarengan karena hasil penelitian laboratorium yang harus menunggu. "Menunggu hasil lab cukup lama, sekitar 40 hari. Ujian skripsi kami hanya beda satu bulan," terangnya.
Penelitian mereka pun sejalan dalam topik keilmuan. Sherlina meneliti "Pemanfaatan Kayu Apu (Pistia stratiotes L.) sebagai Agen Fitoremediasi Logam Berat Kromium (Cr) pada Air Limbah IPAL Sewon, Bantul" di bawah bimbingan Prof. Dr. Suwarno Hadisusanto, S.U. Sementara itu, Sherlita menggali ilmu lewat penelitian "Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms) Sebagai Agen Fitoremediasi Timbal (Pb) pada Air Limbah IPAL Sewon, Bantul, Yogyakarta" di bawah bimbingan Dr.rer.nat. Andhika Puspito Nugroho, M.Si.
Sherlita menuturkan bahwa dosen di Fakultas Biologi UGM selalu mendukung mereka. "Dosen mengajak kami berpikir kritis, mengembangkan pengetahuan, dan mempraktikkan ilmu secara langsung kepada masyarakat. Kami diajak mengikuti program MBKM membangun desa dan kerja praktik sebelum seminar proposal," jelasnya.
Fasilitas di Fakultas Biologi juga mendukung aktivitas kuliah dan praktikum. Staf akademik dan laboran selalu siap membantu mahasiswa yang kebingungan. "Kami sangat bahagia bisa menamatkan pendidikan S1 di salah satu universitas terbaik di Indonesia. Pendidikan S1 Biologi membuka peluang besar bagi karier kami ke depan," ujar Sherlita.
Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., menyampaikan ucapan selamat kepada Sherlina dan Sherlita atas kelulusan mereka. Ia berharap mereka bisa meniti karier profesional, sebab prospek kerja lulusan Biologi sangat terbuka lebar. "Pencapaian mereka tidak hanya membanggakan keluarga dan teman-teman, tetapi juga memberikan kontribusi pada Pendidikan Berkualitas dan Kesetaraan Gender di Indonesia," ujarnya.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait