Tak hanya aktif berproduksi, Madina juga rajin mengikuti kompetisi fesyen. Ia pernah meraih juara 2 dalam Modeste Design Competition tingkat Jawa Tengah pada 2024.
Berbagai penghargaan itu tak hanya meningkatkan kredibilitas brand-nya, tetapi juga membuktikan bahwa karya desainer disabilitas punya kualitas dan daya saing tinggi.
Pendamping komunikasinya, sekaligus rekan sesama pelaku usaha rajut, Pradita Rahmawati, menjadi sosok penting dalam perjalanan Madina. Ia yang pertama kali merekomendasikan Madina untuk bergabung dengan program BRI.
“Saya lihat produk Madina punya potensi besar. Desainnya khas dan sudah dikenal sampai luar negeri. Sayang kalau tidak ikut komunitas ini,” ujar Pradita.
Madina kemudian dikenalkan kepada Endang Sulistyawati, Koordinator Rumah BUMN Semarang, yang merespons positif dan memfasilitasi pendaftaran ke program UMKM BRI. Madina dinilai sebagai contoh nyata bagaimana pelaku UMKM bisa tumbuh meski berangkat dari keterbatasan.
“Kami mendukung penuh. Produk Madina punya karakter kuat dan bisa jadi inspirasi bagi pelaku usaha lainnya,” ujar Tia sapaan akrabnya.
Tia mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini membina lebih dari 7.000 pelaku UMKM dari berbagai wilayah di Jawa Tengah. Dari jumlah tersebut, sekitar 3.000 UMKM berasal dari Kota Semarang, menunjukkan peran aktif kota ini sebagai salah satu pusat pertumbuhan wirausaha lokal.
Rumah BUMN secara konsisten menyelenggarakan berbagai pelatihan untuk mendorong para pelaku UMKM agar mampu naik kelas. Program pembinaan ini meliputi berbagai aspek penting dalam pengembangan usaha, mulai dari digitalisasi hingga ekspansi pasar.
Yang menarik, Rumah BUMN bersifat terbuka dan inklusif. Pelaku UMKM penyandang disabilitas juga mendapat kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam pelatihan, mengikuti pameran, serta memanfaatkan layanan digital seperti QRIS maupun BRImo.
“Di Rumah BUMN Semarang, kami rutin mengadakan pelatihan yang mencakup pemasaran digital, pengelolaan keuangan, peningkatan kualitas produk, hingga strategi ekspor ke pasar global,” terang Tia.
Ia menambahkan bahwa Rumah BUMN Semarang merupakan satu dari 54 titik yang tersebar di seluruh Indonesia. Tujuannya tak lain untuk mendorong UMKM agar mampu melangkah lebih jauh—go modern, go online, go digital, dan go export.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait