Bangkit dari Puing, Menjadi Harapan
Tragedi gempa justru menjadi titik balik bagi Jayadi. “Bencana Lombok menyadarkan saya bahwa hidup itu harus berguna untuk keluarga dan masyarakat,” katanya.
Ia terinspirasi oleh banyaknya bantuan dari masyarakat yang datang dalam bentuk air, makanan, hingga selimut. Rasa gotong royong itu membakar tekadnya untuk ikut berkontribusi bagi komunitas.
Jayadi lalu bergabung dalam Sekaa, organisasi berbasis adat yang aktif dalam kegiatan sosial dan budaya. Di sanalah ia belajar menekan ego demi kepentingan bersama.
Dari Tari ke Empati
Sejak kecil, Jayadi menyukai seni tari. Keterbatasan membuatnya tak bisa menekuni dunia seni secara formal. Kini ia mendorong anak-anaknya untuk mendalami seni Bali, terutama tari, sebagai warisan dan pelampiasan ekspresi.
“Saya ingin anak-anak saya tumbuh dengan apresiasi terhadap budaya. Seni bisa jadi penyembuh, sama seperti gotong royong,” ucapnya.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait