Menurut Fuad, timnya tak hanya sibuk mengecek kesehatan hewan dan menyiapkan peralatan sembelih, tetapi juga menyiapkan data nama orang yang berkurban. Ia menekankan pentingnya tanggung jawab karena kepercayaan masyarakat dititipkan pada pondok.
“Tak kalah penting adalah persiapan mental. Karena dalam hal ini melibatkan banyak pihak,” tambah Fuad.
Salah satu santri, Fiki Ainur Rohmah, mengaku senang bisa terlibat dalam perayaan kurban meskipun tak bisa mudik ke kampung halaman. Kebersamaan di pondok justru menciptakan kenangan baru yang tak kalah hangat.
“Pastinya senang. Meskipun kami tidak mudik ke kampung halaman, tetapi kami bisa merasakan momentum Hari Raya Iduladha di pondok. Dan lebih senang lagi, karena tahun ini ada satenya,” ujarnya sambil tertawa.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait
