Pasar ekspor yang tengah dijajaki meliputi Timor Leste, Kamboja, Filipina, Malaysia, dan Peru, serta dua negara baru di 2026, yakni Myanmar dan Papua Nugini.
Untuk mendukung target pertumbuhan, Phapros juga mempersiapkan peluncuran sembilan produk baru pada 2025. Produk tersebut termasuk:
1. Terapi lanjutan untuk TB (tuberkulosis),
2. Antibiotik cephalosporin,
3. Produk multivitamin,
4. Produk penambah stamina.
“Peluncuran produk baru merupakan ‘darah segar’ bagi perseroan,” jelas Ida.
“Hal ini dilakukan dengan penguatan portofolio produk baru yang bermargin bagus dan kerja sama strategis dengan Perusahaan Multinasional.”
Pada pertengahan 2024 lalu, Phapros juga telah meluncurkan obat anti tuberkulosis (OAT) dalam bentuk kaplet salut selaput, yang dinilai mampu meningkatkan kepatuhan pengguna sekaligus mendukung program pengendalian TB pemerintah.
Sepanjang kuartal I/2025, Phapros melakukan efisiensi operasional yang menghasilkan likuiditas kuat untuk menopang ekspansi dan inovasi. Penguatan fundamental perusahaan juga makin solid, terutama melalui sinergi di seluruh lini organisasi dan pemantauan ketat dalam eksekusi program kerja.
Dengan performa segmen OTC yang melonjak, strategi ekspansi ke luar negeri, serta inovasi produk yang agresif, manajemen PEHA yakin dapat merealisasikan target pertumbuhan tahunan di atas 20% sekaligus memperkuat posisi sebagai perusahaan farmasi unggul di tingkat nasional maupun global.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait