Jateng Genjot Energi Terbarukan, Industri Didorong Gunakan PLTS Atap

Taufik Budi
Jateng Genjot Energi Terbarukan, Industri Didorong Gunakan PLTS Atap. Foto: ist

 

SEMARANG, iNewsJoglosemar.id – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus memperkuat langkah menuju transisi energi bersih. Salah satu wujud nyata komitmen tersebut dengan mendorong dunia industri menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap yang dipasang pada atap pabrik-pabrik.

Di antaranya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap berkapasitas 1,2 MWp di Pabrik Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia di Ungaran, Kabupaten Semarang. Instalasi energi terbarukan ini dibangun di atas lahan seluas 13.700 meter persegi dengan 2.197 modul surya, yang mampu memenuhi sekitar 17% kebutuhan listrik harian pabrik dan menurunkan emisi karbon hingga 1.700 ton CO₂ per tahun.

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko, mengapresiasi langkah CCEP Indonesia sebagai bagian penting dalam mempercepat transisi energi di Jawa Tengah. Langkah ini memperkuat posisi Jawa Tengah sebagai provinsi pelopor energi bersih sekaligus mempertegas arah pembangunan industri hijau di Indonesia.

“Pembangunan PLTS Atap oleh CCEP Indonesia ini menjadi tonggak penting dan simbol komitmen industri terhadap pencapaian target bauran energi daerah,” ujarnya, di sela acara peresmian PLTS Atap CCEP di Kabupaten Semarang, Kamis (6/11/2025).

Menurut Sujarwanto, Jawa Tengah telah memiliki Perda Nomor 12 Tahun 2018 tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED) yang menargetkan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 21,32% pada 2025. Saat ini, capaian EBT Jawa Tengah sudah mencapai 18,55% pada 2024, dan terus meningkat seiring dorongan investasi sektor energi bersih.

“Transisi energi menjadi keharusan, bukan pilihan. Ini untuk menjaga pertahanan energi, ekonomi, dan lingkungan,” tegasnya.

Direktur Customer Services CCEP Indonesia, Linda Daryanto, menegaskan bahwa inisiatif ini tidak hanya sebatas pemasangan teknologi, tetapi merupakan manifestasi komitmen perusahaan terhadap efisiensi energi dan keberlanjutan lingkungan.

“Inisiatif ini bukan hanya sekadar instalasi teknologi bersih, melainkan langkah nyata dan manifestasi komitmen kami dalam mendorong efisiensi energi, pencapaian net zero emissions, dan keberlanjutan lingkungan,” ujar Linda.

CCEP Indonesia, kata Linda, menargetkan 100% penggunaan listrik dari energi terbarukan pada 2030 dan net zero emissions pada 2040. Upaya ini dijalankan melalui strategi keberlanjutan This Is Forward yang mencakup enam area utama: produksi bertanggung jawab, rantai pasok berkelanjutan, kemasan ramah lingkungan, serta efisiensi energi dan air.

“Pertumbuhan bisnis dan keberlanjutan lingkungan bukan dua kutub yang bertentangan, melainkan dua pilar yang saling menopang,” tegasnya.

Perusahaan juga membeli Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN sebesar 93 GWh untuk periode 2023–2025, dan kini sekitar 29,5% konsumsi listrik CCEP Indonesia telah bersumber dari energi terbarukan.

Linda Daryanto menegaskan bahwa percepatan transisi energi membutuhkan dukungan kebijakan yang progresif dan kolaborasi lintas sektor.

“Kami menyadari percepatan transisi energi terbarukan membutuhkan regulasi yang berpihak dan kolaborasi antara pemerintah, PLN, industri, akademisi, dan masyarakat,” ujarnya.

Ia menyebut Perpres 112/2022, Perpres 110/2025, serta Permen ESDM No. 2/2024 tentang PLTSA sebagai contoh regulasi yang menjadi enabler bagi sektor swasta dalam berpartisipasi aktif pada agenda dekarbonisasi nasional.

“PLTS Atap Semarang ini adalah simbol semangat kolektif untuk membangun Indonesia yang lebih hijau, tangguh, dan berdaya saing global,” kata Linda.

Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (Purn) Ahmad Luthfi, dalam sambutan yang dibacakan Sujarwanto, menyampaikan bahwa proyek ini memperkuat kontribusi daerah terhadap target nasional net zero emissions 2060.

“Inisiatif PLTS Atap CCEP Indonesia memperkuat posisi Jawa Tengah sebagai provinsi yang proaktif dalam mendukung target emisi nasional dan membuka peluang ekonomi hijau,” ujarnya.

Dengan potensi energi surya mencapai 194.280 MWp, Jawa Tengah dinilai memiliki peluang besar menjadi pusat industri hijau nasional. Melalui kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha, provinsi ini terus bertransformasi menjadi wilayah dengan pertumbuhan ekonomi hijau dan rendah karbon.

 

 

Editor : Enih Nurhaeni

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network