“Semua bagian divisi itu bisa ikut lembur. Karena kan enggak mungkin misalnya hanya bagian pelintingan saja, karena mesti di-packing, hingga di bagian gudang. Jadi kalau lembur itu melibatkan banyak buruh dari hulu sampai hilir,” imbuh perempuan asal Semarang Utara itu.
Dia menuturkan, sekira lima tahun terakhir menjai waktu paling berat bagi buruh linting rokok. Mereka hampir tak pernah lembur bekerja karena tak banyak produksi seperti semula.
“Ya penyebabnya termasuk kenaikan cukai rokok. Itu sangat berdampak. Apalagi ada kabar pada tahun 2023 cukai rokok akan meningkat. Ini bakal semakin memperberat kondisi kami,” cetusnya.
“Sekarang kan BBM naik, harga-harga kebutuhan naik. Padahal nanti kalau cukai rokok benar-benar dinaikkan maka produksi rokok juga akan turun, akibatnya kami yang bekerja sebagai buruh rokok ini akan semakin terdampak. Harapannya jelas, cukai rokok tak naik,” bebernnya.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto