Setelah sampai tenda, Dewi langsung diarahkan untuk istrahat. Dia satu tenda dengan Heny. Namun, peristiwa ganjil kembali terjadi, karena menurut penuturan rekannya, Dewi bergegas ganti baju, berdandan, pakai minyak wangi dan syal di leher, lalu keluar tenda.
“Saya sudah cantik kan?” kata Heny menirukan ucapan Dewi kala itu.
“Lalu teman langsung menarik saya dan menyuruh untuk duduk. dan saya masuk ke dalam tenda kembali untuk istrahat tidur. Nah, saya saat tidur saya bermimpi, dibukakan pintu lalu disuruh keluar dan menuju tempat yang berisi beberapa alat musik seperti gamelan,” ucap Dewi.
Dalam mimpinya, Dewi keluar tenda dan berjalan menuju tempat gamelan. Namun, ketika tiba di persimpangan jalan, tiba-tiba ada empat orang yang menghalangi dan menariknya. Sosok lelaki tua dan perempuan tinggi berkulit putih.
“Mereka menarik tangan serta menyuruh saya untuk tidak pergi ke sana. Lalu saya pun menangis dan berusaha menggigit tangan orang tersebut untuk melepaskan saya, tetapi orang tersebut tidak melepas saya dan memeluk saya,” terangnya.
“Mereka berkata, ‘Jangan Cu.. jangan Cu..., setop jangan ngamuk, jangan nangis, jangan pergi ke sana. Kalau kamu pergi ke sana nanti kamu tidak bisa kembali. Ingat kamu masih punya tugas dan tempat di sini,’” ungkap Dewi menceritakan mimpinya.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto