Cerita Dokter Budi Bertaruh Nyawa demi Selamatkan Nyawa di Puncak Jaya

SEMARANG, iNewsJoglosemar.id - Dokter Budi, demikian pria murah senyum itu biasa disapa. Namun, bapak tiga anak ini memiliki dedikasi yang tak biasa karena bertugas di daerah konflik Puncak Jaya Papua.

Nama lengkapnya adalah Budi Eka Wardoyo asal Mojokerto Jawa Timur. Pria berusia 40 tahun itu merupakan dokter lulusan Universitas Trisakti Jakarta pada 2009.

Baca Juga

Dokter Politikus PPP akan Daftar Calon Wali Kota Semarang dari PKB

"Setelah lulus saya PTT (pegawai tidak tetap) di Kabupaten Merauke selama 1 tahun," kata dr Eka kepada awak media usai menerima Telogorejo Award 2023 bertepatan HUT ke-89 SMC RS Telogorejo  Semarang, Rabu (29/11/2023).

"Kemudian saya tidak betah karena panas dan malaria. Lalu saya pulang ke Jawa selama 2 tahun kerja di Jawa di rumah sakit, tapi saya pengen kembali lagi ke Kabupaten Puncak Jaya. Awalnya PPT juga, lalu saya keterusan menjadi PNS sampai sekarang," lanjutnya.

Bertugas di daerah bukan hanya membutuhkan nyali tetapi tekad besar. Apalagi kondisi geografis di Puncak Jaya merupakan pegunungan dengan sarana transportasi terbatas.

Baca Juga

Marak Edukasi Kesehatan Kulit di Dunia Digital, Perdoski Bahas Peran Dokter Kecantikan

"Tantangan di sana ada banyak, geografis yang cukup berat, lalu keamanan karena saya di Puncak Jaya, daerah merah, daerah yang tidak aman," beber dia.

"Tapi kesehatan masyarakat perlu diperhatikan, sehingga saya harus mengambil risiko menolong mereka yang penuh tantangan, tapi Tuhan melindungi saya sampai sekarang," imbuhnya.

Editor : Enih Nurhaeni