OJK Terima 1.819 Aduan Keuangan di Jateng, Mayoritas terkait Perbankan

SEMARANG, iNewsJoglosemar.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Tengah menegaskan bahwa kondisi sektor jasa keuangan di Jawa Tengah per Juni 2025 masih stabil. Stabilitas ini didukung likuiditas yang memadai serta tingkat risiko yang tetap terjaga.
“Aset perbankan di Jawa Tengah tumbuh sebesar 1,69 persen (yoy) menjadi Rp591,02 triliun. Pertumbuhan ini diikuti kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 1,67 persen menjadi Rp468,90 triliun dan penyaluran kredit naik 1,80 persen menjadi Rp421,88 triliun,” terang Kepala OJK Jateng, Hidayat Prabowo, Jumat (29/8/2025).
Menurutnya, aset bank umum di Jateng juga mengalami kenaikan sebesar 1,60 persen menjadi Rp539,45 triliun. Sementara DPK bank umum naik 1,53 persen dengan nominal Rp429,01 triliun, dan kredit bank umum mencapai Rp383,30 triliun atau naik 1,76 persen (yoy).
Hidayat menambahkan, kualitas kredit membaik dengan NPL gross turun menjadi Rp18,03 triliun atau 4,70 persen. “Perbaikan ini didukung kinerja sektor perdagangan besar dan eceran dengan penurunan NPL sebesar -0,36 persen (yoy),” jelasnya.
Sektor BPR/S di Jateng juga menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan aset 2,60 persen (yoy). DPK BPR/S tercatat Rp39,89 triliun, naik 3,24 persen, sementara kredit mencapai Rp38,58 triliun atau naik 2,23 persen.
Sementara itu, perbankan syariah Jateng mencatat pertumbuhan signifikan. Asetnya naik 9,82 persen, DPK tumbuh 9,19 persen dengan nominal Rp37,68 triliun, serta pembiayaan naik 11,84 persen menjadi Rp34,41 triliun.
“Meski pembiayaan tumbuh tinggi, rasio NPF perbankan syariah tetap terkendali di angka 5,11 persen,” ujar Hidayat.
Editor : Enih Nurhaeni