get app
inews
Aa Text
Read Next : Kolonel Ini Berani Tampar Soeharto, Berikut Kisahnya!

Pesawat Garuda Dibajak Teroris, Begini Detik-Detik Pasukan Kopassus Selamatkan 53 Penumpang

Sabtu, 16 April 2022 | 11:48 WIB
header img
Ilustrasi

JAKARTA - Pesawat Garuda DC-9 “Woyla” bernomor penerbangan 206 dengan rute Jakarta-Medan, dibajak lima anggota radikal “Komando Jihad” pada 28 Maret 1981 pukul 10.00. Pesawat membawa 48 penumpang dan lima kru.

Pembajakan yang dipimpin Imran bin Muhammad Zein itu berlangsung saat pesawat baru lepas landas usai transit lebih dulu di Palembang.

BACA JUGA:

4 Menteri Ingin Nyapres, Mahfud MD: Tak Ada Larangan, Tidak Harus Mundur dari Kabinet

Penyandera memerintahkan Kapten Pilot Herman Rante dan Kopilot Hedhy Djuantoro untuk membawa pesawat dengan 48 penumpang dan lima kru (dua penerbang dan tiga pramugari) ke luar wilayah Indonesia.

Mendengar pembajakan tersebut, Presiden Suharto memanggil Kapusintelstrat, LB Moerdani ke Cendana. Dia pun langsyng memerintahkan Asisten Operasi Kopassandha, Letkol Sintong Pandjaitan untuk membuat rencana operasi pembebasan dengan 35 personel.

BACA JUGA: 

Mbah Moen Ungkap Cara Gus Dur Sedekah Tiga Koper Uang Rp3 Miliar

 

 

 

Lalu satu pesawat berjenis sama, Douglas DC-9, dipinjam untuk latihan singkat di hangar Garuda, sebelum berangkat ke Thailand.

Singkat cerita, pada 31 Maret 1981 atau tepat 40 tahun silam, sinyal hijau diberikan untuk menjalankan operasi pada hari keempat penyanderan. Grup-1 Para Komando (cikal bakal Detasemen-81 Gultor Kopassus) membuat tiga tim yang akan menerobos pintu samping dengan memanjat sayap pesawat, sementara satu tim lainnya lewat pintu belakang.

BACA JUGA:

Sosok Linda Jayusman, Terapis Pijat Online yang Miliki Duit Rp7,5 Miliar

Dalam waktu singkat, tiga tim Kopassandha mendobrak pintu samping serta belakang. Merekka melumpuhkan para anggota Komando Jihad yang menyandera para penumpang di dalam pesawat.

Aksi pasukan baret merah ini pun langsung mendapat pengakuan dunia internasional. Bahkan, Kopassandha disejajarkan dengan pasukan elite dunia seperti GSG 9 (Jerman) dan Mossad (Israel).

BACA JUGA:

Jelang Lebaran, Polda Jateng Musnahkan 20 Kg Ganja dan 4 Kg Sabu

 

 

 

Surat kabar The Asian Wall Street Journal, tak segan menyematkan keberhasilan “Operasi Woyla”, 31 Maret 1981 di headline mereka.

“Indonesia bukannya tidak layak diberikan pujian dan hormat yang sama dengan (pasukan) komando Israel dan Jerman Barat, untuk tindakan keberanian di Entebbe (Uganda) dan Mogadishu (Somalia). Sangat disayangkan karena ada poin yang lebih luas untuk dibuktikan (pasukan Indonesia),”.

BACA JUGA:

Pejabat Catat! KPK Ingatkan Mobil Dinas Tidak Dipakai Mudik

“Yang pasti, butuh kemampuan militer tingkat tinggi untuk bisa menyelamatkan penumpang pesawat yang disandera tanpa menimbulkan satu pun korban jiwa. Sedari pembajakan sampai tembakan terakhir, jalannya operasi selama 60 jam membutuhkan organisasi dan perencanaan yang sangat baik, serta butuh keberanian, efisiensi dan disiplin,” lanjut Koran tersebut.

Sementara itu, surat kabar The Bangkok Post mewawancarai salah satu personel Grup-1 Para Komando, TJP Purba,: “Prinsip kami sederhana, tak terdengar, menentukan dan agresif,”.

Setibanya di Tanah Air, komandan lapangan, Letkol Sintong Hamongan Pandjaitan beserta semua personel dianugerahi Bintang Sakti.

BACA JUGA:

Deg-degan Lihat 7 Foto Diana Dee, Area Dada Terbuka Bikin Gemetar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut