Logo Network
Network

FOTO: Koper Pustaka, Gerakan Literasi Menyemai Cinta Baca

Septi Wulandari
.
Minggu, 11 Mei 2025 | 12:34 WIB

SEMARANG, iNEWSJOGLOSEMAR.ID — Setiap Minggu pagi, di tengah hiruk-pikuk Car Free Day (CFD) Bukit Kencana, Meteseh, Tembalang, ada sudut kecil yang selalu menyita perhatian. Sebuah koper besar, bukan berisi pakaian atau peralatan dagang, melainkan ratusan buku anak-anak yang disusun rapi dan terbuka untuk siapa saja yang ingin membaca, tanpa biaya.

Inilah Koper Pustaka, sebuah gerakan literasi yang kini menjadi oase bagi anak-anak kota yang haus bacaan. Yuli Kuswanti, pustakawan sekaligus penggagas gerakan ini, menjadi sosok sentral di balik hadirnya Koper Pustaka. Bersama sang suami, ia mulai merintis inisiatif ini pada 2021, tak lama setelah pandemi mereda.

"Awalnya hanya dari buku-buku saya sendiri. Tapi banyak yang tergerak untuk ikut menyumbang. Anak-anak perlu dikenalkan dengan buku sejak dini, dan ruang publik bisa jadi tempat yang menyenangkan untuk itu," kata Yuli di sela kegiatan, Minggu (11/5/2025).

Kini, koper besar yang ia bawa ke CFD Bukit Kencana tak lagi sekadar berisi koleksi pribadinya. Lebih dari 1.000 eksemplar buku telah terkumpul, hasil sumbangan komunitas, individu, hingga lembaga yang turut mendukung semangat literasi ini. Setiap Minggu, anak-anak dari berbagai sudut kota datang, duduk di atas alas bekas MMT sederhana, dan tenggelam dalam halaman demi halaman cerita yang mereka baca.

Suasana di sekitar Koper Pustaka pun selalu hangat dan ceria. Orang tua yang sedang berbelanja di CFD kerap meninggalkan anak-anaknya di sudut ini, di mana buku menjadi teman setia. Tak jarang, para orang tua ikut larut, duduk mendampingi anak mereka membaca.

Pada gelaran terbaru, Minggu 11 Mei 2025, Koper Pustaka mengusung tema khusus: Read A Loud. Acara ini menghadirkan pendongeng kenamaan, Salsa, yang dengan suara riang dan ekspresi penuh warna, membacakan cerita nyaring bersama anak-anak. Tawa lepas dan tepuk tangan anak-anak pecah setiap kali Salsa menghidupkan tokoh dalam dongengnya.

Yang lebih istimewa, kegiatan ini turut dihadiri Hafidz Muksin, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Ia duduk bersama anak-anak, membaca buku, dan membagikan hadiah berupa buku dan alat tulis sebagai bentuk apresiasi terhadap semangat yang ditularkan Koper Pustaka.

Tidak banyak yang tahu, Koper Pustaka sebenarnya berakar dari komunitas Cah Pesisir di Cilacap, kampung halaman Yuli. Saat ia pindah ke Semarang, semangat gerakan ini dibawanya serta. Alih-alih redup, justru kolaborasi yang makin luas dengan LSM, komunitas, sektor swasta, dan pemerintah membuat Koper Pustaka tumbuh lebih besar.

Dukungan moral dan material terus berdatangan. Dari koper sederhana itu, lahir ribuan kemungkinan—anak-anak yang jatuh cinta pada buku, yang kelak menjelajahi dunia melalui halaman demi halaman bacaan. Sebuah gerakan kecil yang menyentuh hati banyak orang dan terus menumbuhkan benih literasi di tengah kota.

 

Editor : Enih Nurhaeni

Follow Berita iNews Joglosemar di Google News

Bagikan Artikel Ini