Mendukung proyek sosial tersebut, pada tahun 2022, Swantara memperoleh pendanaan dari Pertamina melalui Pertamina Foundation dengan menjadi pemenang kompetisi proyek sosial PFmuda. Dana yang diberikan digunakan untuk alat tenun dan pengembangan kurikulum pembelajaran tenun.
“Bersama Swantara, kami mengajak masyarakat untuk turut serta melestarikan budaya Indonesia khususnya tenun. Dengan program regenerasi penenun, kami berharap banyak pemuda yang tergerak hatinya untuk ikut melestarikan budaya tenun secara langsung. Melalui program ini juga, kami ingin membuka lapangan pekerjaan bagi para pemuda untuk menjadi penenun profesional yang memiliki banyak inovasi di bidang tenun bahkan produk tenun sendiri,” ujar Nur Salam.
Sama halnya dengan Mutiara Handycraft, milik Irma Suryani, memiliki produk kerajinan tas berbahan karung goni, keset karakter, masker dari kain perca, serta pakaian yang penjahitnya Sebagian besar adalah kaum disabilitas. Pada ajang Pertamina SMEXPO 2024, produknya menjadi yang terlaris dengan total penjualan lebih ribuan item secara langsung maupun pemesanan.
Perjalanan sukses Mutiara Handycraft diikuti dengan kegiatan pemberdayaan kaum disabilitas yang dilakukan. Mutiara Handycraft memiliki 300 mitra difabel di Kebumen atau sekitar 3 ribu difabel di Jawa Tengah (Jateng) yang tersebar di 17 kecamatan
di Jateng. Pada tahun 2021, Pertamina melalui Pertamina Foundation mendanai program pemberdayaannya lewat program PFpreneur yang digunakan untuk mesin jahit dan penyelenggaraan pelatihan.
"Sejak awal usaha, saya tidak hanya fokus untuk pribadi, tetapi memberdayakan penyandang disabilitas seperti saya dengan pelatihan menjahit, manajamen modern hingga pemasaran digital. Tujuannya agar para mitra Mutiara Handycraft memiliki pemasukan setiap bulan dan mereka bisa saling menginspirasi satu sama lain untuk berdaya dan mandiri,” ungkap Irma.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait