66 Nyawa Melayang akibat Leptospirosis di Jateng pada 2024

Taufik Budi
66 Nyawa Melayang akibat Leptospirosis di Jateng pada 2024 (Ist)

SEMARANG, iNEWSJOGLOSEMAR.ID - Dinas Kesehatan Jawa Tengah mencatat 545 kasus leptospirosis pada tahun 2024, dengan 66 kasus berakhir meninggal dunia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri leptospira yang dibawa oleh tikus.

Kepala Bidang P2P Dinkes Jateng, Irma Makiah, menjelaskan bahwa leptospirosis menyebar melalui urin tikus yang mencemari air, tanah, atau makanan.

“Kematian biasanya terjadi karena adanya komorbid atau keterlambatan penanganan. Oleh karena itu, masyarakat harus segera memeriksakan diri jika mengalami gejala leptospirosis,” tegas Irma.

Gejala awal leptospirosis meliputi demam, nyeri otot, mata merah, dan kekuningan pada kulit. Jika tidak segera diobati, penyakit ini dapat menyebabkan gagal ginjal dan kematian.

Pada awal 2025, Dinkes Jateng mencatat 61 kasus leptospirosis di Jawa Tengah. Penyakit ini rentan terjadi di daerah rawan banjir, persawahan, dan lokasi dengan sanitasi buruk.

Irma mengimbau masyarakat untuk menggunakan alat pelindung diri, seperti sepatu boot, saat bekerja di area berisiko. “Hindari kontak langsung dengan genangan air yang terkontaminasi,” pesannya.

Selain itu, Dinkes Jateng mengingatkan agar masyarakat tidak membuang bangkai tikus sembarangan. “Bangkai tikus harus dimatikan dengan cara yang aman, seperti menjemurnya atau menyiramnya dengan air panas,” jelas Irma.

Masyarakat juga diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari genangan air yang menjadi sarang tikus.

Dengan meningkatkan kewaspadaan dan penanganan cepat, diharapkan kasus leptospirosis dapat ditekan di tahun 2025.

 


Editor : Enih Nurhaeni

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network