SEMARANG, iNEWSJOGLOSEMAR.ID – Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Sarif Abdillah, menegaskan pentingnya meningkatkan edukasi kesehatan untuk menekan angka kematian ibu melahirkan dan kematian bayi di wilayah Jawa Tengah. Sarif menyampaikan hal ini dalam menanggapi tingginya angka kematian ibu dan bayi yang tercatat pada tahun 2024.
“Upaya pencegahan kematian ibu melalui edukasi dan pemeriksaan kesehatan calon ibu, perlu menjadi prioritas,” ujar Sarif, Senin (17/2/2025). Ia menekankan bahwa edukasi yang tepat dan komprehensif dapat membantu para calon ibu lebih siap dalam menghadapi masa kehamilan dan persalinan.
Sinergi dan Integrasi Program
Selain edukasi, Sarif juga menyoroti perlunya sinergi yang berkesinambungan antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, pemerintah desa, pihak swasta, dan masyarakat dalam menekan angka kematian ibu dan bayi. Menurutnya, integrasi program dari berbagai elemen sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang efektif dan efisien.
“Sinergi ini harus terintegrasi dan berkesinambungan, mulai dari pusat hingga ke tingkat desa. Semua pihak harus saling mendukung dan bekerja sama,” tegasnya.
Data Angka Kematian Ibu dan Bayi di Jawa Tengah
Dinas Kesehatan Jawa Tengah mencatat, pada tahun 2024, terdapat 428 kasus kematian ibu yang terjadi di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Tiga daerah dengan angka kematian tertinggi adalah Banyumas, Banjarnegara, dan Wonosobo.
Selain itu, angka kematian bayi hingga triwulan 2 tahun 2024 mencapai 2.261 kasus. Meski angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, Sarif menilai masih banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama terkait faktor ekonomi, pendidikan, dan budaya masyarakat.
Fokus pada Akar Permasalahan
Sarif menyebutkan pentingnya fokus pada akar permasalahan dalam menekan angka kematian ibu dan bayi. Menurutnya, faktor ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan budaya menjadi penyebab utama yang harus ditangani secara menyeluruh.
“Kita harus fokus pada akar permasalahannya, seperti ekonomi keluarga yang rendah, pendidikan yang minim, serta budaya yang mempengaruhi pola pikir masyarakat. Semua ini memerlukan pendekatan yang tepat,” jelas Sarif.
Pemetaan dan Perencanaan Jangka Panjang
Sarif mengusulkan agar pemerintah daerah melakukan pemetaan dan perencanaan jangka panjang dalam merancang program pencegahan kematian ibu dan bayi. Menurutnya, perencanaan ini perlu dilakukan dengan berbasis data yang akurat agar intervensi yang diberikan tepat sasaran.
“Sangat penting adanya pemetaan rencana lima hingga sepuluh tahun ke depan, sehingga program yang dijalankan bisa efektif dan sesuai kebutuhan,” tambahnya.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait