Dalam keseharian, ia selalu berusaha mendampingi Qila sebisa mungkin. Mulai dari menyiapkan sarapan sehat setiap pagi, menemani belajar ketika ada soal sulit, hingga membantu mencari buku atau video pembelajaran. “Dan yang paling penting, aku selalu ngasih semangat kalau dia merasa lelah atau bingung,” tambahnya.
Meski demikian, Tyas tidak menutup mata bahwa manajemen waktu sering menjadi tantangan tersendiri. Di tengah pekerjaan dan urusan rumah tangga, ia tetap berusaha menjaga keseimbangan agar Qila tidak hanya fokus pada kompetisi. “Kadang susah ngatur agar dia nggak terlalu fokus ke olimpiade saja. Harus ada waktu buat main, istirahat, dan jalan-jalan bareng keluarga biar dia nggak stres,” terangnya.
Salah satu momen paling emosional baginya adalah ketika Qila meraih juara dalam salah satu kompetisi sebelumnya. “Waktu dia ke arahku, dia peluk aku dan bilang, ‘Terima kasih, Bun, sudah selalu nemenin.’ Itu momen yang bikin semua lelah hilang,” kenangnya.
Kepada para orang tua lainnya, Tyas berpesan agar memberikan dukungan penuh tanpa tekanan berlebihan. “Jangan cuma tekan anak untuk menang. Beri dia waktu istirahat, jaga kesehatannya, dan selalu bilang kalau kamu bangga padanya apa pun hasilnya. Yang paling penting adalah usaha dan pengalaman yang mereka dapat,” pungkasnya.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait
