Kakeknya, Musa Hasahya, menikahi 30 istri
“Almarhum ayah saya, Mwamadi Mudumba, memiliki dua istri tetapi hanya menghasilkan dua anak. Ini mempertaruhkan kepunahan keluarga dan klan kami,” katanya, menambahkan bahwa meskipun dia adalah seorang pria poligami, dia menjadikan keluarga sebagai prioritas utama.
Tidak ada pertengkaran di antara istri dan anak-anaknya, kata Hasahya, tetapi jika ada kesalahpahaman, dia menyelesaikan masalah secara damai tanpa tanda-tanda kekerasan.
Hasahya mengatakan meskipun tumbuh dalam kemiskinan yang parah, dia berhasil menjalankan bisnis dan mendapat kekayaan. Bahkan, menurut Hasahya, dia menjadi sangat kaya sehingga setiap rumah yang ketuk pintunya untuk meminta pengantin akan langsung memberikan.
Namun, kini kekayaan Hasahya mulai hilang, setelah usaha ternaknya bangkrut empat tahun lalu. Sebagian istrinya bahkan telah meninggalkannya karena kondisi keuangan yang buruk. Dari 12 istri, kini hanya enam orang yang masih tinggal di rumah Hasahya.
Ayub Maliki, salah seorang tetangga mengatakan bahwa Hasahya adalah orang yang jujur dan bijaksana, sehingga dia dipilih sebagai ketua desa. Menurut Maliki, Hasahya adalah Muslim pertama di Bugisa dan memilki kontribusi pada pembangunan masjid di sana.
Namun, karena jumlah anak dan cucunya yang banyak, Hasahya belum bisa menyekolahkan anak-anaknya.
Editor : Enih Nurhaeni