Motor Jadul Astrea Grand 1992 Menolak Murah, Kini Malah Jadi Incaran

SEMARANG, iNewsJoglosemar.id - Di tengah hiruk-pikuk perkembangan teknologi sepeda motor, motor jadul Astrea Grand 1992 menolak murah dan tidak melulu jadi kenangan masa lalu. Motor jadul itu justru malah jadi incaran baik di marketplace online maupun showroom konvensional.

Honda Astrea Grand 1992 kini mendapatkan kembali popularitasnya sebagai incaran para kolektor dan pecinta motor klasik. Motor yang dikenal dengan sebutan Grand  Bulus itu memiliki  beberapa ciri yang bisa membedakan dengan seri grand lainnya.

Terutama pada lampu belakang yang tak menyematkan lampu tambahan cucuk (paruh) sehingga bagian belakangnya mirip kura-kura atau dalam bahasa Jawa disebut bulus. Saking banyaknya pecinta Astrea Grand bulus, beberapa kolektor memodifikasi seri atasnya yakni tahun 1993 ke atas dengan mengganti bagian bodi dengan milik Astrea Grand pabrikan tahun 1991 dan 1992.

Harga terkini di marketplace Facebook sangat bervariasi tergantung pada kondisi motor dan tingkat kelengkapannya. Secara umum, harga untuk unit yang dalam kondisi baik dan terawat dengan baik berada di kisaran Rp7,5 juta hingga Rp10 juta. Namun, untuk unit yang sangat terawat dan memiliki catatan servis yang lengkap, harganya bisa mencapai lebih dari Rp15 juta.

Para penjual dan pembeli motor Astrea Grand juga harus mempertimbangkan unsur langka dan sejarah motor ini ketika menentukan harga. Kenaikan minat terhadap motor klasik ini telah menyebabkan peningkatan harga yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Siti Diyaningsih, warga Blora, merupakan salah satu pengguna setia motor Astrea Grand 1992. Meski ditawari untuk menjualnya dengan harga tinggi, dia memilih untuk tetap menggunakan motor kesayangannya yang sudah menemaninya selama lebih dari 20 tahun.

"Motor ini telah menjadi bagian dari perjalanan hidup saya, mengantarkan saya ke berbagai tempat, dari dulu hingga sekarang. Rasanya seperti kehilangan sahabat lama jika harus melepaskannya," ungkap Siti.

Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto