Ketua Dewan Pengurus dan Direktur Eksekutif NCCR, Dr. Ali Darwin, Ak., MSc, CSRS, CSRA, CSP mengatakan bahwa aspek keberlanjutan dan tata kelola perlu diperhatikan untuk melahirkan bisnis yang tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan ketidakpastian di tingkat global. Ia menyarankan pemangku kepentingan terkait menggabungkan empat langkah penting, yaitu mendefinisikan visi dan strategi yang jelas, melahirkan inovasi, melibatkan para pemangku kepentingan, serta mengukur dan melaporkan kemajuan.
“Bisnis yang berkelanjutan adalah bisnis yang dapat memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Bisnis yang tangguh adalah bisnis yang mampu bertahan dan bangkit kembali dari guncangan dan gangguan,” jelas Ali.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Undip Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si. juga mengutarakan pendapat serupa. Ia menekankan bahwa tata kelola merupakan tulang punggung organisasi masyarakat yang memainkan peran penting dalam membentuk arah masa depan.
“Di era interkonektivitas dan saling ketergantungan ini, tata kelola yang efektif tidak dapat dipisahkan dari praktik-praktik berkelanjutan, dan bersama-sama membentuk fondasi, di mana kita dapat membangun masa depan yang tangguh dan masa depan yang tangguh dan adil,” ucap Suharnomo.
Untuk masa depan tangguh dan dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (TPB/ SDGs), diperlukan partisipasi dan keterlibatan dari beberapa pemangku kepentingan. Dari sisi Pemerintahan dan Parlemen diperlukan adanya penetapan indikator dalam setiap target, pengembangan kebijakan, regulasi dan penyelarasan program, penyiapan data dan informasi, diseminasi, komunikasi dan advokasi, pemantauan dan evaluasi, serta pendanaan.
Kemudian dari filantropis dan bisnis diperlukan adanya advokasi pelaku usaha, pemfasilitasi program kepada pelaku usaha, peningkatan kapasitas serta dukungan pendanaan. Selanjutnya, dukungan dari perguruan tinggi seperti Undip dalam program SDGs antara lain berupa peningkatan kapasitas melalui kegiatan lokakarya instrumentasi dan kegiatan standarisasi pengukuran implementasi SDGs di Jawa Tengah, sebagai pemantau dan evaluasi serta riset dalam pengembangan kebijakan.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno, SE., MM., menyampaikan bahwa keterlibatan Organisasi Masyarakat (Ormas) dan Media juga dibutuhkan dalam tahapan diseminasi dan advokasi pada masyarakat, untuk memfasilitasi program di lapangan, membangun pemahaman publik tentang TPB/ SDGs serta sebagai pemantauan pelaksanaan program.
Pada konferensi keberlanjutan turut bergabung Prof. Haruni Krisnawati selaku Staf Ahli Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia sebagai Keynote Speaker. Selain itu terdapat 4 (empat) Narasumber lainnya yang memberikan materi secara panel yakni Puji Harto, S.E., Akt., M.Si., Ph.D. selaku Dosen FEB Undip; Prof. Khaleed Hussaeiny selaku Profesor di bidang Akuntansi, dari Universitas Portsmouth; serta Prof. Faisal, Ph.D selaku Profesor di bidang Akuntansi Keberlanjutan Undip.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto