get app
inews
Aa Read Next : Film The Architecture of Love: Nicholas Saputra dan Putri Marino Sukses Aduk Perasaan Penonton

Jalan Terang Fery Fadli, Pemijat Tunanetra Dibantu KUR Pegadaian Syariah

Jum'at, 05 Januari 2024 | 22:50 WIB
header img
Jalan Terang Fery Fadli, Pemijat Tunanetra Dibantu KUR Pegadaian Syariah (Foto: Taufik Budi)

SEMARANG, iNewsJoglosemar.id – Fery Fadli Al Japar (47), seorang pemijat tunanetra asal Banyumanik Kota Semarang Jawa Tengah telah menemukan jalan terang. Bapak dua anak itu mendapatkan bantuan dana Rp10 juta untuk mengganti dipan pasien pijat yang telah rusak dimakan usia.

“Setelah dipakai 20 tahun, akhirnya tempat tidur pasien tersebut bisa diganti. Alhamdulillah,” ujar Fery ketika ditemui di rumah kontrakannya sekaligus tempat praktik pijat tunanetra “Berkah Sehat” Jalan Gaharu Timur Dalam VI Banyumanik Kota Semarang, Senin (1/1/2024).

Fery mengatakan, kucuran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diterima pada 29 Juli 2023 itu sangat berarti baginya. Selain dipan kayu yang lebih bagus, juga digunakan untuk membeli kasur dan sprei agar pasien merasa nyaman ketika terapi pemijatan.

“Yang dipan dulu itu kalau saya memijat sampai bunyi kriyet-kriyet, tapi kini sudah tidak lagi. Pasien juga merasa nyaman, karena tak khawatir jika dipannya ambrol,” lugasnya sambil tertawa.

Tempat praktik pijat berukuran sekira 2,5 x 2 meter persegi juga telah ditutup kain hingga di atas kepala orang dewasa. Lokasinya berada di ruang tamu dengan sekat kain pembatas warna merah, berada tepat di samping pintu masuk.

Sementara pasien yang hendak pijat, disediakan ruang tunggu di teras dengan bangku kayu. Sembari menunggu, para pasien mendapat hiburan kicauan burung Jalak dan Perkutut yang saling bersahutan.

“Burung-burung itu juga peliharaan saya. Saya bisa kok merawat, mulai dari memberi makan, minum, dan membersihkan kotoran di sangkarnya. Buat hiburan, juga menghibur pasien. Kalau ada yang tertarik merawat, bisa juga dibawa,” tutur Fery.

Suami dari Qomariah (46) itu memulai aktivitas sebagai pemijat tunanetra setelah menyelesaikan pelatihan pijat dan anatomi di Temanggung pada 1996. Dia lantas membuka praktik di Ungaran Kabupaten Semarang dan Krapyak Kota Semarang.

“Praktik di Ungaran itu hanya sebulan lalu pindah ke Krapyak. Di sana bertahan 3 tahun. Lalu pada tahun 2000 pindah ke Banyumanik. Sampai akhirnya terbuka jalan mendapatkan KUR Syariah itu pada Juni 2023,” ceritanya.

"Saat itu saya bersama dari teman-teman organisasi penyandang tunanetra, diundang oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan Jateng-DIY). Dari sini, saya awal mengenal Pegadaian," imbuh Fery.

Dari perkenalan itu, Fery mendapat bimbingan untuk mengajukan KUR Syariah dengan kredit ringan. Setelah berdiskusi dengan istrinya, Fery mengajukan permohonan bantuan modal untuk memperbaiki sarana dan prasarana pijat.

“Dikasih tahu jika bisa mengajukan kredit Rp1 juta sampai Rp10 juta. Saya mengajukan Rp10 juta, dan pada Juli permohonannya disetujui. Prosesnya cepat, hanya memerlukan dokumen seperti KTP, KK, surat domisili, dan surat nikah hanya difoto saja,” bebernya.

"Alhamdulillah tidak ada potongan untuk administrasi dan sebagainya. Cuma dipotong angsuran pertama. Dan tidak ada jaminan ke pihak Pegadaian," ungkap Fery.

Dalam sehari, Fery rata-rata bisa melayani pemijatan sekira 5-7 pasien. Dia melayani pijatan untuk merelaksasi seluruh tubuh, mengatasi terkilir, maupun refleksi. Fery juga menyatakan  ketersediaannya untuk dipanggil memberikan pelayanan pijat.

Meski demikian, bapak dari M. Fitrah Ardiansyah (17) dan Alisa Wahyu Rahmawati (14) itu tak pernah mematok biaya khusus untuk terapi pijat.

“Biaya terserah pasien. Silakan saja mau dikasih berapa, nanti pasien yang bisa mengukur atas jasa pijat yang saya berikan. Misalnya refleksi, atau pijat capai badan itu kan biasanya mereka juga sudah pernah di tempat lain. Ada yang memberi Rp50 ribu, juga kadang Rp100 ribu,” lugas dia.

"Bila ada yang membutuhkan bantuan, saya siap berbagi," ujar Fery menutup ceritanya.

Salah satu pasien asal Pudakpayung Banyumanik, Enih Nurhaeni, menyampaikan pengalamannya saat mendapatkan pijatan dari Fery. Dengan durasi pijat sekira 40 menit, perempuan yang sehari-hari sebagai guru SD itu merasa lebih bugar.

"Alhamdulillah, setelah dipijat oleh Pak Fery, pusingnya berkurang, dan pegal-pegalnya juga hilang. Tenaganya pas, tidak membuat sakit-sakit, dan tidak ada lebam di badan setelah dipijat," jelasnya.

Editor : Enih Nurhaeni

Follow Berita iNews Joglosemar di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut