get app
inews
Aa Text
Read Next : Oase Kopi Berenergi Mandiri di Lereng Gunung Ungaran

Kafe Angkringan Pucu'e Kendal, Harmoni Alam dan Teknologi di Lereng Gunung Ungaran

Sabtu, 24 Agustus 2024 | 18:48 WIB
header img
Kafe Angkringan Pucu'e Kendal, Harmoni Alam dan Teknologi di Lereng Gunung Ungaran (Taufik Budi)

KENDAL, iNewsJoglosemar.id – Di tengah sejuknya udara pegunungan dan panorama indah Gunung Ungaran, berdiri sebuah Kafe Angkringan Pucu'e, Kendal, yang tak hanya menawarkan kelezatan sajian kopi. Angkringan ini memanfaatkan aliran air dari pegunungan sebagai sumber listrik untuk operasionalnya, menciptakan harmoni antara alam dan teknologi.

Kafe ini berlokasi di Dusun Gunungsari, Desa Ngesrepbalong, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, lereng Gunung Ungaran. Selain menawarkan berbagai pilihan kopi yang diseduh dengan penuh kesempurnaan, kafe ini juga menyajikan beragam menu tradisional untuk dinikmati di suasana pegunungan yang tenang dan damai.

Namun, yang membuat kafe angkringan ini begitu istimewa adalah pemanfaatan aliran air dari pegunungan sebagai pembangkit listrik mikrohidro. Teknologi ini digunakan untuk menerangi kafe serta menyuplai energi bagi peralatan yang digunakan di sana, termasuk Power Drying Dome atau Kubah Pengering Kopi.

"Saya ingin menghadirkan kafe yang tidak hanya menyajikan kopi nikmat, tetapi juga mengajak pengunjung untuk lebih dekat dengan alam," ujar pengelola kafe Pucu’e Kendal, Wahyudi, Sabtu (24/8/2024).

Dengan memanfaatkan energi terbarukan, kafe ini menjadi contoh bahwa bisnis dapat berjalan berkelanjutan tanpa harus mengorbankan lingkungan. Dia juga mengedukasi anak-anak muda dan petani kopi di daerahnya, bila lingkungan terjaga maka masyarakat juga akan dijaga oleh lingkungan.

"Dengan menggunakan tenaga air sebagai sumber listrik, kami berusaha menunjukkan bahwa kita bisa menjalankan usaha sambil tetap menjaga keseimbangan lingkungan," lanjutnya.

Wahyudi menyampaikan, memulai perjalanan inspiratifnya di dunia kopi dengan tujuan besar, yakni menjaga warisan pertanian kopi di Dusun Gunungsari. Menurutnya, pada tahun 2016, ada kekhawatiran bahwa kopi lokal akan hilang karena generasi muda tidak tertarik lagi untuk bertani.

“Ada orangtua yang bilang kopi sini akan hilang, karena anak mudanya nggak mau bertani,” ungkap Wahyudi.

Tahun 2017 menjadi titik awal baginya terjun langsung ke dunia pertanian kopi. Ia tidak hanya memanen biji kopi, tapi juga memprosesnya sendiri di depan rumah. “Saya mulai proses menjemur, mengolah, di depan rumah saya. Jadi tidak langsung menjual. Meski banyak yang bilang, kok repot-repot karena biji kopi yang dipanen bisa langsung dijual,” lanjut Wahyudi.

Namun, langkahnya yang tidak biasa justru menarik perhatian anak-anak muda di sekitar. Mereka mulai tertarik pada proses pengolahan kopi, dan beberapa dari mereka bahkan datang membantu. “Tantangan-tantangan itu ternyata membuat anak-anak muda tertarik. Ada yang datang pagi dan sore hari, membantu proses penjemuran,” kata Wahyudi.

Kafe Kopi Pucu'e Kendal berdiri pada masa pandemi Covid-19, berkat ketertarikan anak-anak muda pada dunia saji kopi. "Saya ajari mereka proses saji kopi yang sederhana yang saya tahu, dan alhamdulillah sekarang teman-teman lebih pintar daripada saya. Kini setidaknya ada enam pemuda sini yang ikut bekerja di kafe," katanya bangga.

Wahyudi juga berbagi pengalaman mengenai tantangan dalam mengedukasi petani kopi lokal tentang pentingnya pertanian organik. “Tantangannya cukup banyak, terutama ketika saya memilih tidak menggunakan pupuk kimia atau menyemprot rumput. Edukasinya memakan waktu lama, tapi akhirnya terlihat hasilnya,” jelas Wahyudi.

Kopi Organik

Selama tiga tahun, dari 2017 hingga 2019, Wahyudi dan para petani baru bisa melihat perbedaan nyata dalam hasil kopi mereka setelah beralih ke metode organik. “Rasanya berbeda, tanamannya juga berbeda. Sekarang, banyak petani yang mulai menggunakan pupuk organik, dan kopi yang dihasilkan di sini adalah kopi organik,” ujarnya.

Kopi jenis Robusta dan Arabika yang ditanam di Dusun Gunungsari memiliki cita rasa unik berbeda dari di daerah lain. “Meskipun Robusta identik dengan rasa pahit, kopi di sini berbeda, ada rasa lain. Di sini, kami juga menanam Arabika yang memiliki cita rasa asam jeruk karena dulu, tahun 1980-an, daerah ini adalah sentral jeruk,” jelas Wahyudi.

Saat ini, 40% kopi yang ditanam di Dusun Gunungsari adalah Arabika, sementara 60% lainnya jenis Robusta. Permintaan pasar untuk arabika meningkat pesat dalam tiga tahun terakhir, bahkan sebelum panen raya, stok kopi sudah habis terjual.

“Alhamdulillah, tahun ini panen rayanya cukup bagus. Kami memproses sekitar 6 ton kopi Arabika,” kata Wahyudi.

Keunikan rasa menarik perhatian pengunjung, baik dari dalam maupun luar daerah. Bahkan pada 2019, PT PLN Indonesia Power Semarang Power Generation Unit (PGU), juga tergerak memberikan bantuan sumber daya listrik ke kafe tersebut dengan memanfaatkan aliran air pegunungan.

Pengunjung mendapat pengalaman menikmati kopi yang disajikan dengan cita rasa lokal, sambil merasakan hembusan angin sejuk dan suara gemericik air sebagai sumber listrik kafe. Selain itu, kafe ini juga memberikan edukasi kepada pengunjung tentang pentingnya menjaga lingkungan dan teknologi ramah lingkungan seperti mikrohidro dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

"Ini pengalaman yang sangat menarik. Saya melihat ada pembangkit listrik mikrohidro, sungguh upaya masyarakat yang bagus berkaitan dengan energi ramah lingkungan,” kata salah satu pengunjung, Mibhani.

Ia terkesan dengan penggunaan pembangkit listrik mikrohidro yang dikelola masyarakat setempat. Menurutnya, inovasi ini adalah langkah yang luar biasa, menggunakan potensi alam untuk membuka lapangan pekerjaan.

“Energi mandiri seperti ini adalah langkah yang bagus, bisa digunakan seluas-luasnya tanpa biaya tambahan. Ini suatu contoh untuk daerah yang lain,” tambahnya.

Pembangkit Listrik Mikrohidro

Pembangkit listrik mikrohidro tersebut merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT PLN Indonesia Power Semarang Power Generation Unit (PGU). Program ini adalah bentuk dukungan terhadap kelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati di wilayah Kendal, sekaligus menyediakan sumber energi hijau bagi masyarakat.

Senior Manager PT PLN Indonesia Power Semarang PGU, Flavianus Erwin Putranto, menyampaikan bahwa proyek ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk mendukung wilayah sekitar.

"Kami memang berproduksi di wilayah Tambaklorok, Kota Semarang, dan memiliki program CSR (Corporate Social Responsibility) atau TJSL di ring 1. Kenapa kemudian kami memilih di kaki Gunung Ungaran, di Desa Ngesrep Balong, Kendal, kami bekerja sama dengan Unnes karena kami melihat bahwa perlindungan keanekaragaman hayati dan kelestarian lingkungan di sini perlu didukung. Dengan melihat permasalahan yang ada serta potensi yang bisa dikembangkan, kami bergerak ke wilayah ini," ungkapnya.

Melalui program CSR ini, PT PLN Indonesia Power Semarang PGU menyediakan dua unit pembangkit listrik tenaga mikrohidro dengan kapasitas 1 x 3.000 watt dan 1 x 1.000 watt.

"Ini cukup untuk memasok penerangan serta kegiatan operasional pengolahan kopi di sini, termasuk hingga ke Kafe Pucu'e Kendal," tambah Erwin.

Selain menyediakan pasokan energi, program ini juga mencakup pelatihan-pelatihan bagi masyarakat lokal untuk meningkatkan keterampilan dan memberikan nilai tambah pada usaha mereka.

"Kami juga melakukan pelatihan-pelatihan sehingga kelompok masyarakat di sini mendapatkan value dari kegiatan CSR yang kami lakukan," lanjut Erwin.

Erwin menegaskan bahwa sejak 2019, PT PLN Indonesia Power Semarang PGU telah mendampingi masyarakat setempat. Program tersebut akan berlangsung selama lima tahun, dan masyarakat diharapkan mampu mandiri dalam mengelola sumber daya tersebut.

"Mereka akan sustainable atau berkelanjutan, dan kami akan bergerak lagi ke lokasi yang berbeda," ujarnya.

Energi yang Terjangkau

Inisiatif di Kafe Angkringan Pucu'e Kendal ini sejalan dengan komitmen Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam memastikan akses energi yang terjangkau dan merata bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kementerian ESDM menegaskan, akses terhadap energi merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, terutama di daerah terpencil seperti lereng-lereng pegunungan.

"Salah satu fokus kami adalah memastikan masyarakat dapat mengakses energi dengan biaya yang terjangkau, baik itu listrik maupun bahan bakar," jelas Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana.

Inisiatif ini tidak hanya mendukung bisnis lokal, tetapi juga memberikan dampak positif bagi komunitas sekitar dengan menyumbang pada upaya penghematan energi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Kebijakan ini diharapkan dapat membantu masyarakat seperti di lereng Gunung Ungaran, yang dapat memanfaatkan energi terjangkau untuk mendukung kehidupan dan usaha mereka.

Dalam beberapa tahun terakhir, Kementerian ESDM terus berkomitmen untuk memperluas program BBM Satu Harga, yang bertujuan menyediakan BBM dengan harga seragam di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di daerah terpencil dan pedesaan. Program ini telah membantu masyarakat di wilayah-wilayah yang sebelumnya kesulitan mendapatkan akses energi dengan harga terjangkau.

"Kami memastikan masyarakat mampu membeli energi, baik itu listrik maupun bahan bakar, dengan memberikan subsidi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan daya beli masyarakat," jelas Dadan.

Program ini juga mendapat dukungan dari akademisi. Prof. Sudharto, pakar lingkungan hidup dari Universitas Diponegoro (Undip). Ia mengapresiasi langkah yang diambil oleh Indonesia Power dan Unnes dalam menjaga kelestarian lingkungan.

“Kehadiran Indonesia Power dan program yang dirintis oleh Unnes ini semoga dapat mempercepat upaya melestarikan lingkungan di Gunung Ungaran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang terlibat," tuturnya.

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, Kafe Pucu'e Kendal menjadi contoh inspiratif dari bagaimana energi terbarukan dapat diimplementasikan di usaha lokal. Inovasi ini diharapkan akan menjadi model bagi inisiatif serupa di masa mendatang, sekaligus memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.

 

Editor : Enih Nurhaeni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut