Prosesi Sadranan diawali dengan doa bersama di Balai RT 1 RW 11 yang berlokasi di samping Sendang Jurang. Dilanjutkan dengan makan bersama dalam suasana sederhana namun penuh keakraban dan kehangatan.
Sutrisno juga menggarisbawahi pentingnya keberlanjutan tradisi, termasuk pagelaran wayang kulit yang akan digelar pada malam puncak Sedekah Bumi. Ia menilai wayang sebagai warisan budaya yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi muda.
“Wayangan itu budaya Jawa yang sudah diakui internasional. Harus terus dilanjutkan oleh anak-anak muda kita. Kalau generasi tua sudah rukun, harapannya anak-anak pun tumbuh dalam masyarakat yang guyub,” ujarnya.
Ketua RW 1 Pudakpayung, Bruhari Lisdiyanto, menyampaikan bahwa kegiatan Sadranan merupakan bagian dari rangkaian Sedekah Bumi 3 RW yang rutin digelar setiap tahun pada bulan Apit, atau sebelum bulan Besar dalam penanggalan Jawa.
“Tujuan utamanya adalah bersih desa dan bersyukur atas anugerah air dan kemakmuran yang kita rasakan. Hiburan seperti wayangan itu hanya pelengkap setelah doa dan Sedekah Desa dilaksanakan,” terang Lisdiyanto.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait