Sementara itu, Prof. Dr.-Ing. Wiwandari Handayani, S.T., M.T., MPS, guru besar Departemen Perencanaan Wilayah dan Perkotaan Fakultas Teknik UNDIP sekaligus PIC Tim Ekspedisi Patriot, menuturkan bahwa sebelum terjun ke lapangan, seluruh peserta akan mendapat pembekalan intensif dari Kementerian Transmigrasi.
“Peserta ekspedisi patriot menjalankan program selama 4 bulan. Mereka akan melakukan kajian yang menghasilkan rencana pengembangan kawasan dan identifikasi potensi alam/daerah. Tujuannya adalah lokasi transmigrasi nantinya bukan hanya untuk memindahkan penduduk, tetapi juga mampu berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi,” ujar Prof. Wiwik, sapaan akrabnya.
Selama 4 bulan ke depan, Tim Ekspedisi Patriot UNDIP akan menjelajahi 13 provinsi, 35 kabupaten, dan 57 kawasan transmigrasi. Mereka akan menjalankan beragam kegiatan, mulai dari pemetaan potensi sumber daya pertanian, pendampingan UMKM, pelatihan teknologi tepat guna, hingga edukasi lingkungan.
Kegiatan ini diharapkan memperkuat kerja sama antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan masyarakat lokal. Selain itu, misi pertanian yang dibawa juga diyakini dapat membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat transmigran, sekaligus menjadikan daerah transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru.
Program Ekspedisi Patriot Universitas Diponegoro sendiri diinisiasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNDIP bersama Kementerian Transmigrasi. Rangkaian kegiatan akan berlangsung mulai 26–31 Agustus 2025 dan berakhir pada 9 Desember 2025.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait
