Ide besar ini datang dari Sulistyorini, S.E., M.M, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Semarang (USM). Ia bukan sekadar akademisi yang meneliti dari balik meja kampus, melainkan bagian dari masyarakat Cabean sendiri—tinggal di antara warga, hadir di setiap kegiatan Posyandu, dan tahu betul bagaimana tantangan nyata di lapangan.
“Setiap bulan kami mengisi data yang sama, menulis angka berulang, lalu menyalinnya lagi untuk laporan puskesmas,” kenangnya. “Padahal kalau satu data saja tertinggal, bisa repot mencari ulang di buku lain. Kadang hilang, kadang rusak kena hujan.”
Rini, panggilan akrabnya, juga merupakan kader Posyandu di pos 5. Dari pengalamannya sehari-hari, ia melihat keterbatasan alat dan sistem manual menjadi hambatan besar dalam pelayanan kesehatan masyarakat desa.
“Rumah saya dekat Posyandu,” ujarnya sambil tersenyum. “Jadi ketika melihat ibu-ibu kader masih mencatat manual, saya berpikir: kenapa tidak dibuat sistem digital saja?”
Ia bercerita, di enam Posyandu aktif di Desa Cabean, seluruh kegiatan pencatatan masih dilakukan manual: menulis nama balita, mengukur tinggi badan, hingga menghitung status gizi dengan membandingkan grafik di buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Tidak jarang, proses ini memakan waktu lama dan berisiko salah tulis.
“Beberapa alat yang digunakan ada yang masih belum modern,” katanya. “Jika kunjungan ke rumah warga, enggak mungkin bawa alat tinggi badan yang besar itu. Maka saya pikir, bagaimana kalau alatnya dibuat digital dan mudah dibawa? Dengan menggunakan alat tinggi badan digital”
Gagasan itu tumbuh saat ia mengikuti program pengabdian masyarakat dari Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemendiktisaintek. Bersama tim dosen dari USM dan Universitas IKIP Veteran Semarang, ia merancang proyek bertajuk Implementasi SiCandu: Peningkatan Kualitas Program Integrasi Layanan Primer di Desa Cabean Berbasis Web.
Pendanaannya berasal dari hibah nasional Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemendiktisaintek tahun 2025. Sejak Juli memulai observasi lapangan kemudian Agustus, Sulistyorini melakukan sosialisasi kepada kader serta warga desa.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait