Maka itu, menurut mantan Wakil Ketua Komisi IV DPR ini, simulasi-simulasi tersebut hanya berdasarkan feeling dan prediksi dari pemilik lembaga survei, maka hasilnya pun masih jauh dari kenyataan yang terjadi di masyarakat. Kemudian, satu hal yang positif dari keberadaan lembaga survei politik bahwa dunia politik tengah ditarik ke dalam wilayah yang rasional, terukur, dan bersifat kuantitatif, yang menandai bahwa di Indonesia sudah terbentuk modernisasi politik.
"Tidak mistik, atau tidak takhayul. Tapi politik yang nyata," imbuhnya.
BACA JUGA:
AHY Safari Ramadan, Pengurus Masjid: Umat Butuh Sosok seperti Umar bin Khattab
Wakil Ketua Umum DPP PAN ini menambahkan, tentunya modernisasi politik akan dapat diwujudkan jika lembaga survei memegang nilai integritas, berbasis ilmiah akademis, dan akuntabel.
"Lembaga survei yang tidak berperan sebagai buzzer, yang melakukan survei dan memublikasikan hasil survei dalam rangka untuk memengaruhi opini, bermotif penggiringan atas tafsir dan asumsi," pungkasnya.
BACA JUGA:
Politikus PDIP Bertanya ke Jokowi: Dulu Belajar Jadi Presiden Berapa Waktu?
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto
Artikel Terkait