Pada tahap level awal FMIPA UGM butuh berbagai literasi tentang ilmu keamanan siber dari mereka yang memiliki kompetensi dan pengalaman.Hadirnya IWCS memberikan mentorship program adalah gayung bersambut bagi FMIPA UGM yang juga telah melakukan usaha khusus untuk memberi mahasiswa pengetahuan khusus untuk ilmu keamanan siber.
Hadirnya IWCS yang merupakankomunitas para wanita yang menjadipungggawakeamanansiber di Indonesia, mendapatapresiasikhusus oleh FMIPA UGM. “Kehadiran IWCS kekampus kami, tentu sangat kami apresiasi. Karena saat ini wanita pun banyak menjadi tokoh dalam menentukan pembangunan bangsa. IWCS mendorong kaum wanita menjadi subjek didalam dunia keamanan siber, walau diforum kali ini mahasiswa laki laki pun banyak juga yang hadir, karena keamanan siber penting diketahui semua orang,”ujar Kuwat.
Mahasiswa FMIPA UGM mayoritas wanita. Apa yang didapat dari literasi yang membekali acara mentorship program di FMIPA UGM akan terus dikembangkan dan sosialisasika nbahkan bisa menjadi orientasi mahasiswa kemasyarakat saat mahasiswa KKN (KuliahKerjaNyata) di lapangan.
“Ketika masyarakatawamsedangmemegang gadget dan melakukanaktifitas online, rata ratamerekatidaksadarsedangmengeksposedirinya pada pihaklain. Itusebabkedepan program KKN Mahasiswabisamemberikanedukasi dan sosialisasi pada masyarakatawam agar awareness keamanan data pribadiharusbenarbenardijaga,”ungkapKuwat.
Cybersecurity mentorship adalah program buat para mahasiswadengantujuanmemberikanliterasitentangkeamanansiber. Program inimengajakmasyarakatluasprioritasnya para mahasiswa dan pelajarmengenaiapasajakeahlian orang orang yang ada dan dibutuhkan pada keamanansiber.
Karena masalahkeamanansiberitucakupannyacukupluas, ditambahadanya UU PDP yang mensyaratkanbutuhnyaseorangData Protection Officer(DPO), dan kebutuhanakan DPO sangat banyakjumlahnyamencapairatusanribu yang dibutuhkan.
“Cara yang efektifmenjaring DPO tentu IWCS bekerjasamadengan universitas-universitas dan pihakpihak yang dapatmencetak para talent sesuaiprasyaratuntukmengisikebutuhan DPO di industri dan pemerintahan,”ujar Eva Noor, Ketua IWCS juga CEO PT Xynexis International (3/11/2023).
Agar kesadaranakankeamanansibermenjadiluas, kali inikegiatan IWCS membukalebarkesempatan juga pada semua genre (laki dan perempuan) tidakmengkhususkanhanyakaumperempuansajamemberikanliterasiilmupengetahuanlewat kick off IWCS Cybersecurity Mentorship Program di Aula serbagunaFakultas MIPA UGMYogyakarta.
IWCS membuka program mentorship cybersecurity untuksemuakalangan, dengantujuanseberapaminatmasyarakatterhadapkeamanansiber dan menjaga data pribadi. “Hal terpentingadalahmenumbuhkankesadaranmasyarakatluasbijakdalamber internet diruang digital, sertatahucaraamanmelakukanaktifitas online,” ujar Eva Ketuakomunitas Indonesia Woman Cybersecurity (IWCS).
Pengguna ruang digital online menurut data Kominfo hampir diatas 60 persen penggunannya adalah perempuan yang melakukan transaksi jual beli, konten kreatif diplaftform media sosial, maupun aktifitas pekerjaan lainnya. Untuk itu IWCS berharap pemberdayaan kaum perempuan pada sektor siber sekuriti perlu peningkatan signifikan dalam menjaga keamanan data.
Kerjasama IWCS ke FMIPA UGM dan sekolah Madrasah Technonatura di Sleman adalah kerjasama IWCS yang dilakukan dengan perusahaan berbasis technology bernama Palo Alto Networks.
Dalam implementasi kegiatan dimasyarakat umum, IWCS mendapat suport dan dukungan oleh perusahaan teknologi Palo Alto Networks yang merupakan perusahaan cybersecurity multi nasional asal Amerika Serikat penyedia solusi keamanan siber.
Ketika orang akan membangun sebuah sistem informasi, maka pertama yang harus dilakukan adalah bagaimana mengaman kan data. Data adalah sebuah hal yang sangat sensitif dan perlu dijaga dan di maintenance, agar tidak mudah disusupi oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Sisi lemah keamanan siber umumnya ada pada nak-anak dan wanita. Adanya IWCS tentu sesuatu yang sangat baik dalam mendorong awarenes dalamk egiatan edukasi dan sosialisasi keamanan siber pada semua orang .
Terkait keamanan data pribadi biasanya yang paling sering melakukan kesalahan adalah anak anak dan ibu ibu. Itu sebab perlu adanya sosialisasi dan edukasi literasi agar masyarakat luas memahami pentingnya menjaga keamanan data pribadi. Melihat maraknya kasus phising apk di sosial media seperti whatsapp dimana anak anak dan ibu ibu sering mengklik tanpa pertimbangan.
“Adanya kegiatan sosialisasi dengan IWCS seperti ini sangat bagus untuk edukasi dan harus terus dilakukan. Baik pada level pelajar pendidikan dasar dan menengah hingga mahasiswa agar mereka melek siber sekuriti dan dampak teknologi yang mereka gunakan” ujar Defi Nofitra, Director Strategic Business Regional ASEAN Palo Alto Networks menjelaskan disela sela acara (3/11/2023).
Untuk mendapatkan awareness dalam menjaga keamanan siber adalah komunikasi dan sosialisasi yang harus terusd ilakukan agar memperkecil dampak di arus data ruang digital saat ini. “Bila masyarakat melek IT, maka para pelaku dan penggiat keamanan siber jadi lebih mudah mensosialisasikan dengan tekhnologi yang ada.
Palo Alto Networks memiliki program Cyber Safe Kids yang memiliki program mendidik dan meningkatkan kesadaran pentingnya keamanan untuk anak-anak. “Khusus Indonesia memang baru dilakukan, untuk itu adanya kegiatan IWCS yang juga menyasar pada pendidikan dasar di madrasah TechnoNatura ini Palo Alto Networks dengan senang akan sangat mendukung,” ungkap Defi.
IWCS dari awal berdiri memiliki misi mengedukasi dan sosialisasi pada para perempuan dan anak anak. Kehadiran IWCS pada pendidikan dasar dan menengah di Madrasah Technonatura Sleman Yogyakarta adalah bentuk menumbuhkan kesadaran dan pencerahan pada anak anak usia dini, agar mereka dapat berinteraksi dengan dunia digital online secara aman.
Memberi wawasan dan sosialisasi pada anak-anak usia dini dalam bermain gadget didunia online atau internet adalah hal yang wajib mereka ketahui. Selain memberi arahan apa yang harus mereka telusuri yang baik di internet termasuk jangan sembarang meng klik hal hal yang berbahaya seperti phising apk di chat WA yang tidak diketahui, juga memberi penjelasan agar jangan mengekspose jatidiri ataupun foto foto agar terhindar dari sesuatu yang tidak di inginkan dan aman bagi mereka.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta