Dari KUR BRI ke Radio Streaming: Kisah Disabilitas Menembus Batas Keterbatasan

Radio Streaming
Dengan perkembangan teknologi saat ini, pembuatan suvenir menjadi jauh lebih mudah. Jika dulu proses sablon membutuhkan waktu lama dengan hasil yang kurang memuaskan, kini dengan adanya digital printing, semuanya menjadi lebih cepat dan praktis.
“Sekarang, sablon di gelas, mug, kaus, plakat, atau media lainnya sangat mudah. Untuk satu suvenir gelas saja, hanya perlu 1-2 menit. Saya tinggal desain lalu dibawa ke percetakan digital printing, setelah itu tinggal pasang di gelas dengan bantuan hair dryer. Hasilnya bagus dan cepat,” jelas Pak Jack.
Tidak hanya gelas dan mug, pembuatan jam meja atau jam dinding juga bisa dilakukan dengan lebih cepat. Bahkan, beberapa waktu lalu, ia baru saja mendapatkan pesanan dari Mabes Polri untuk pembuatan suvenir.
Selain berwirausaha, Pak Jack juga aktif dalam komunitas dan kegiatan sosial. Ia merupakan anggota Komunitas Difabel Semarang (Kondang) dan komunitas otomotif Vespa. Baginya, kendaraan klasik ini bukan sekadar alat transportasi, tetapi juga bagian dari gaya hidup dan cara untuk bersosialisasi lebih luas dengan banyak kalangan.
“Saya suka otomotif, makanya saya ikut komunitas Vespa. Saya pakai Vespa tahun 1996,” ujarnya dengan penuh antusiasme.
Pak Jack juga memanfaatkan peluang lain di bidang penyiaran. Ia menjalankan siaran radio berbasis internet yang dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja. Dengan konsep ini, ia berbagi informasi seputar usaha, bakat musik, serta isu-isu yang berkaitan dengan penyandang disabilitas.
“Saya memiliki jargon yakni ‘Radio ini tanpa gelombang, tanpa pendengar’,” katanya sambil terkekeh. “Siaran radio ini sekaligus untuk melatih public speaking dan tentunya bisa menjangkau seluruh dunia melalui streaming,” katanya.
Selain sebagai media komunikasi, radio online yang dikelolanya juga menjadi sarana promosi bagi produk-produk UMKM, termasuk miliknya sendiri. Meskipun bukan dirinya yang membuat produk tersebut, ia tetap berperan dalam memastikan kualitasnya sebelum dikirim ke pelanggan.
“Pernah ada pendengar yang tertarik dengan produk saya. Saya bahkan pernah mengirim kacang telur ke salah satu pendengar radio,” ungkapnya.
Editor : Enih Nurhaeni