Titik Terendah yang Mengubah Arah

Jumat Menabung
Ia juga aktif mengedukasi masyarakat tentang tabungan emas dan cicilan emas Pegadaian. Dua produk yang menurutnya paling cocok untuk generasi muda. “Kalau punya Rp20.000 aja, sudah bisa nabung emas. Pelan-pelan nanti jadi gram-graman,” ujarnya.
Setiap Jumat, ia mengingatkan nasabah lewat pesan WhatsApp untuk rutin menabung. “Saya bilang, kalau Jumat masukin Rp50.000 ke tabungan emas, nanti lama-lama bisa jadi investasi masa depan,” ucapnya.
Bagi Amir, emas bukan sekadar logam berharga. Ia simbol ketekunan, nilai, dan kejujuran — tiga hal yang mengubah hidupnya. “Saya suka emas karena dia nggak bohong. Kalau dijaga, nilainya naik,” katanya.
Kini, di usia 37 tahun, ia sudah menjadi Agen Pegadaian terkemuka di Yogyakarta. Ia bercita-cita membuka cabang baru di utara kota, memperluas jangkauan layanan, dan terus menebarkan semangat literasi keuangan.
“Saya enggak mau berhenti di sini. Saya mau Pegadaian dikenal bukan hanya tempat gadai, tapi tempat orang belajar mengatur keuangan,” ujarnya dengan mata berbinar.
Ia masih menyewa ruko, tapi baginya itu bukan halangan. “Yang penting tempat ini bisa jadi pintu rezeki banyak orang,” katanya.
Amir tahu benar bagaimana rasanya kehilangan segalanya. Ia pernah berada di titik nol, menjual emas demi bertahan hidup. Tapi dari situlah arah hidupnya berubah.
“Kalau waktu itu saya enggak berani ke Pegadaian, mungkin saya sudah menyerah,” katanya pelan.
Editor : Enih Nurhaeni