Deolipa pun menduga, tindakan Bharada E mencabut kuasanya lantaran ada sejumlah pihak yang tidak menginginkan kasus kematian Brigadir J menjadi terang benderang.
"Saya kira ada orang yang mengintervensi atau menyuruh sehingga dia (Bharada E) mencabut kuasa," jelas Deolipa.
Sebelumnya, Deolipa juga menjelaskan surat pencabutannya yang ditandatangani oleh kliennya itu diberikan dalam keadaan janggal. Saat awal bertemu dengan kliennya, ia mengaku telah bersepakat dengan Bharada E untuk memberikan kode di setiap pembubuhan tanda tangan dalam surat apapun.
"Pokoknya kamu (Bharada E) setiap tanda tangan surat atau apapun juga, kamu harus tanda tangan dengan menulis tanggal beserta jam di samping atau di atas tanda tangan kamu," jelas Deolipa kepada wartawan di depan kediamannya, Bella Cassa Residence, Kota Depok, Jawa Barat.
Menurut Deolipa, kode yang disepakatinya dengan Bharada E itu menjadi sinyal bahwasanya ia menandatangani dalam keadaan tidak terpaksa. Deolipa pun membeberkan bentuk surat-surat yang ditandatangani seperti surat permohonan belasungkawa kepada keluarga Brigadir J, surat-surat kuasa dari Bharada E untuknya dan Burhanuddin.
"Tetapi surat ketiga, surat pencabutan kuasa dari Richard untuk saya ini terlihat ada yang berubah. Tidak ada tanggal dan jamnya, di surat yang diketik ini," ujar Deolipa.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto
Artikel Terkait