Hal ini sesuai dengan kampanye “The Race of Rising Stars” yang diusung oleh SARGA.CO. Kampanye ini bertujuan memperkenalkan pacuan kuda sebagai bagian dari gaya hidup dan budaya modern Indonesia.
VP Marketing & Operation SARGA.CO, Kevin Jonathan Van Houten menjelaskan bahwa kehadiran gimmick edukatif ini bukan sekadar hiburan. “Kami ingin masyarakat paham bahwa pacuan kuda juga penuh dengan nilai sejarah, budaya, dan talenta,” katanya.
Gelanggang Tegalwaton yang menjadi tuan rumah seri kedua Triple Crown dipadati oleh pengunjung dari berbagai daerah di Jawa Tengah dan sekitarnya. Ini menjadi indikasi bahwa pacuan kuda telah memiliki pasar tersendiri.
Kehadiran keluarga muda, anak-anak, dan remaja juga menunjukkan bahwa segmen penonton pacuan kuda makin meluas. Tak hanya identik dengan kalangan tertentu, kini pacuan kuda mulai merambah ke komunitas urban.
Dengan antusiasme yang terus meningkat, penyelenggara berharap IHR berikutnya akan menghadirkan lebih banyak kejutan dan peserta dari berbagai penjuru tanah air.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait
