BRI Dukung UMKM Fesyen Hijau, Solusi untuk Industri Mode Berkelanjutan

Industri Mode Berkelanjutan
Pada ajang fesyen show di Desa Timbulsloko, Sayung, Demak, busana hasil karya UMKM binaan BRI tampil memukau. Mengusung konsep fesyen ramah lingkungan, peragaan busana ini menampilkan koleksi dari berbagai pengrajin lokal yang menggunakan bahan serat alam dan pewarna alami.
Peragaan ini menjadi bagian dari peringatan Hari Perempuan Internasional yang diselenggarakan oleh Komunitas Fesyen Berkelanjutan EMPU. Acara ini juga didukung oleh berbagai organisasi lingkungan dan perempuan, seperti Puspita Bahari, Barapuan, serta YLBHI-LBH Semarang.
Dalam peragaan busana di Timbulsloko, hampir seluruh koleksi yang ditampilkan merupakan karya Jeni, termasuk gaun dan blus berbahan tenun Sumba yang dipadukan dengan katun linen. Material ini dipilih karena nyaman dikenakan sekaligus memiliki nilai estetika tinggi.
Busana-busana ini dikenakan oleh model profesional, aktivis lingkungan, serta perempuan nelayan setempat yang menjadi bagian dari peragaan busana tersebut. Momen ini tidak hanya menjadi ajang apresiasi karya tetapi juga advokasi sosial bagi masyarakat terdampak krisis iklim.
Fesyen show ini juga menjadi bukti bahwa fesyen dapat menjadi media komunikasi untuk isu-isu sosial. BRI bersama komunitas fesyen ramah lingkungan berharap semakin banyak masyarakat yang memahami pentingnya keberlanjutan dalam industri mode.
Jembatan kayu yang menjadi catwalk peragaan ini juga memiliki makna simbolis. Dibangun dari kayu bekas rumah-rumah warga yang tenggelam akibat rob, jembatan ini melambangkan ketahanan dan adaptasi masyarakat pesisir terhadap perubahan iklim.
Dengan jumlah penduduk yang terus menyusut akibat tenggelamnya desa, acara ini menjadi ajang untuk menyuarakan nasib mereka kepada dunia luar. Jeni yang bergabung dengan Komunitas EMPU sejak lima tahun lalu, juga aktif menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada yang membutuhkan.
“Nanti akan banyak yang bertanya mengapa fesyen show diadakan di tempat seperti ini. Justru inilah yang ingin kami sampaikan, bahwa ada komunitas yang bertahan dalam kondisi sulit dan mereka layak mendapatkan perhatian,” beber dia.
“Tahun lalu kita menyelenggarakan acara serupa di Tambaklorok Kota Semarang. Kawasan tersebut sama di kawasan pesisir. Biasanya nanti ada yang tergerak untuk memberikan bantuan. Sebelumnya ada bantuan dari Singapura dan Belanda, dan kita menyalurkannya,” jelasnya.
Selain dari sisi sosial, peragaan ini juga menampilkan bagaimana keberlanjutan dalam fesyen dapat diterapkan secara nyata. Koleksi yang ditampilkan berasal dari berbagai pengrajin yang fokus pada bahan alami dan teknik ramah lingkungan.
Editor : Enih Nurhaeni