Jangan Gegabah, Ini Etika Menyalip Kendaraan Parkir di Jalur Sempit

SEMARANG, iNEWSJOGLOSEMAR.ID - Fenomena mobil yang parkir di tepi jalan sempit, terutama di kawasan padat permukiman dan pertokoan, masih menjadi pemicu utama kecelakaan di jalur-jalur sempit. Badan kendaraan yang menyita sebagian ruas jalan seringkali memaksa pengendara lain untuk menyalip ke jalur lawan arah, meningkatkan risiko tabrakan frontal.

Kondisi ini umum dijumpai di jalan-jalan perumahan atau kawasan perdagangan dengan lebar jalan sekitar tujuh meter. Tanpa perhitungan dan kewaspadaan ekstra, pengendara yang mencoba menyalip kendaraan parkir bisa berhadapan langsung dengan kendaraan dari arah berlawanan.

Baca Juga

Jangan Sembarangan! Melawan Arus Bisa Dipidana Kurungan hingga Denda

Menurut Oke Desiyanto, Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jawa Tengah, kecelakaan di jalan sempit bisa diminimalisir jika pengendara memahami risiko dan menerapkan cara menyalip yang aman.

“Dengan meningkatkan kesadaran risiko dan menerapkan langkah aman, kita bisa mengurangi potensi kecelakaan di lingkungan pemukiman. Ingat, keselamatan bukan hanya tentang kecepatan, tapi juga kebijakan dalam mengambil keputusan di jalan,” kata Oke.

Langkah-Langkah Aman Menyalip Kendaraan Parkir di Jalan Sempit

Baca Juga

Bahaya Melawan Arus: Ancaman Serius bagi Pengendara di Jalan

Oke menyarankan enam langkah utama yang bisa diikuti pengendara untuk memastikan keselamatan saat menghadapi situasi ini:

1. Perlambat Kendaraan – Saat mendekati kendaraan parkir, kurangi kecepatan untuk menilai kondisi sekitar secara menyeluruh.

2. Pastikan Pandangan Jelas – Sebelum memutuskan menyalip, pastikan tidak ada kendaraan dari arah berlawanan. Jika ada tikungan di depan, selalu asumsikan bahwa ada kendaraan lain yang melaju.

Baca Juga

Mengenal Fenomena Standing Motor, Jangan Lakukan Kalau Belum Mahir!

3. Gunakan Lampu Sein dan Klakson – Tanda lampu sein ke kanan dan klakson pendek bisa memberi sinyal kepada pengendara lain.

4. Jaga Jarak Aman – Sisakan ruang yang cukup antara kendaraan Anda dan mobil parkir, untuk mengantisipasi gerakan mendadak.

5. Menyalip dengan Cepat dan Tepat – Jika kondisi memungkinkan, segera menyalip dengan kecepatan terkendali dan kembali ke jalur semula tanpa ragu.

Baca Juga

New Honda Vario 160 Makin Premium dan Irit Bensin, Simak Fitur Canggihnya!

6. Hindari Menyalip di Tikungan – Dalam situasi normal, sangat tidak disarankan menyalip sebelum tikungan karena blind spot yang tinggi.

Etika Berkendara dan Kesadaran Kolektif

Oke juga menekankan bahwa keselamatan jalan bukan hanya tanggung jawab pengendara yang bergerak, melainkan juga pengguna kendaraan yang parkir di pinggir jalan. Kesadaran kolektif perlu ditumbuhkan demi keamanan bersama. Mobil dan motor adalah aset pribadi, tapi saat berada di jalan raya, itu artinya sudah menggunakan fasilitas umum bersama. 

Baca Juga

Terobos Palang Pintu KA, Pengendara Bisa Dijerat Pidana Penjara 3 Bulan

Ia menyebutkan bahwa banyak pengendara masih menempatkan kenyamanan pribadi di atas keselamatan pengguna jalan lain. Contohnya, parkir tepat di depan rumah atau toko tanpa mempertimbangkan dampak terhadap lalu lintas.

Bagi pemilik mobil yang terpaksa parkir di bahu jalan karena kondisi darurat, Oke menyarankan adanya tanggung jawab lebih untuk menciptakan situasi yang aman. Mereka harus memastikan kendaraan tidak menghalangi pandangan dan memberikan ruang aman untuk kendaraan lain yang melintas atau menyalip.

Kiat Tambahan bagi Pengendara

1. Sabar di Jalur Sempit – Lebih baik menunggu hingga jalan benar-benar kosong daripada mengambil risiko menyalip secara gegabah.

2. Patuhi Fungsi Jalan – Jangan gunakan badan jalan sebagai area parkir, kecuali benar-benar darurat dan sudah mempertimbangkan faktor keselamatan.

3. Pahami Bahwa Jalan Umum adalah Ruang Bersama – Setiap kendaraan punya hak, tapi juga kewajiban menjaga keselamatan pengguna jalan lainnya.

Dengan menerapkan tips dan prinsip berkendara yang benar, situasi di jalan sempit bisa menjadi lebih aman dan tertib. Kolaborasi antara pengendara, pemilik kendaraan parkir, dan pemangku kepentingan tata kota sangat dibutuhkan untuk menciptakan sistem lalu lintas yang lebih manusiawi, terutama di lingkungan padat aktivitas.

Editor : Enih Nurhaeni