Franoto menyebut bahwa kemudahan ini adalah bagian dari kontribusi KAI dalam mewujudkan sistem transportasi nasional yang saling terhubung, efisien, dan berorientasi pada kenyamanan pengguna.
"Kehadiran konektivitas yang solid antara kereta api dan moda udara, termasuk penerbangan perintis, adalah bagian dari kontribusi perusahaan dalam menyukseskan agenda pembangunan nasional, salah satunya Asta Cita keenam yang menekankan pentingnya peningkatan daya saing dan produktivitas nasional termasuk dalam sektor pariwisata," katanya.
Dengan perjalanan yang fleksibel dan terjadwal, integrasi moda ini memberikan pengalaman baru yang lebih efisien bagi wisatawan yang ingin mengeksplorasi gugusan pulau-pulau eksotis Karimunjawa.
Karimunjawa sendiri telah lama dikenal sebagai surga bahari di utara Jawa Tengah. Pantai berpasir putih, laut jernih, terumbu karang alami, hingga kawasan mangrove menjadikan pulau ini destinasi impian bagi pecinta alam dan pencari ketenangan.
Aktivitas wisata seperti snorkeling, diving, dan tur ekowisata menjadi daya tarik tersendiri. Bahkan, beberapa operator lokal telah menyediakan paket wisata lengkap yang kini bisa dikombinasikan dengan perjalanan KA dan pesawat perintis.
Pemerintah pun terus mendorong peningkatan aksesibilitas menuju Karimunjawa, baik melalui jalur laut maupun pengembangan jalur udara, termasuk mendukung sinergi BUMN seperti KAI dan maskapai penerbangan perintis.
Franoto berharap kehadiran sistem transportasi yang terintegrasi ini mampu mendorong percepatan pemulihan dan pertumbuhan sektor pariwisata, terutama di Jawa Tengah.
"Selain itu, keterlibatan KAI dalam mendukung konektivitas ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi lokal, khususnya sektor pariwisata di Jawa Tengah, serta memperkuat citra kereta api sebagai moda transportasi andalan yang terintegrasi, andal, dan siap mendukung kemajuan Indonesia," tutup Franoto.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait
